Sebut Rendang Tak Punya Agama, Gus Miftah Langsung Kena Semprot: Sejak Kapan Miftah Ini Disebut Gus?

- 16 Juni 2022, 17:20 WIB
Penceramah Miftah Maulana atau akrab dipanggil Gus Miftah.
Penceramah Miftah Maulana atau akrab dipanggil Gus Miftah. /Foto: Ist

Pedoman Tangerang - Penceramah Miftah Maulana alias Gus Miftan turut menyoroti polemik keberadaan restoran Padang Babiambo yang menjual rendang babi di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia pun menjadi salah satu dari sedikit pihak yang justru tak mempermasalahkan adanya makanan non halal tersebut.

Pasalnya, menurut Gus Miftah, makanan seperti rendang tidaklah memiliki agama sehingga ia pun turut memberi pembelaan terkait keberadaan warung rendang babi itu.

Pernyataan Gus Miftah soal rendang tak beragama ini kemudian ditanggapi beragam oleh masyarakat. Banyak yang sepakat, tapi ada pula yang justru langsung menyentil Gus Miftah dengan memberikan komentar nyinyir.

Salah satunya adalah pegiat media sosial Monica yang justru mempertanyakan gelar ‘Gus’ yang kerap dipakai Gus Miftah. Menurut Monica, Gus Miftah bukanlah keturunan Kyai yang bisa dengan sesuka hati memakai gelar tersebut di depan nama panggilannya.

“Sejak kapan Miftah Maulana disebut Gus? Gus itu kan sebutan atau gelar untuk anaknya Kyai. Semoga dengan jawaban ini bisa mengerti”, ucap Monica dikutip Kamis, 16 Juni 2022.

Jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online (KBBI daring), gelar ‘Gus’ memiliki arti yang luas. Gus bisa dipakai untuk menjuluki anak laki-laki di kalangan masyarakat Jawa. Bisa juga sebagai nama panggilan untuk ulama, kiai, atau orang yang dihormati.

Sebagai informasi, Gus Miftah mengaku tak terlalu mempermasalahkan keberadaan restoran Babiambo. Penceramah yang dikenal sebagai musuhnya Ustadz Khalid Basalamah itu mengatakan bahwa umat non muslim punya hak untuk mengolah makanan sesuai selera mereka.

Hal itu disampaikan Gus Miftah dalam video yang diunggah dalam akun Instagram pribadinya belum lama ini.

“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 168, wahai para manusia makanlah makanan yang halal dan baik yang ada di muka bumi,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah