Pria Buang Sesaji di Gunung Semeru, Profesor UIN: Wong Jowo Ilang Jowone..

- 11 Januari 2022, 16:27 WIB
Profesor Media Zainul Bahri
Profesor Media Zainul Bahri /Facebook/Mediaa Zainul Bahri/

Pedoman Tangerang - Pembuangan sesaji yang diletakkan oleh warga penganut kejawen di Semeru, Lumajang, Jawa Timur oleh seorang pria mendapat komentar dari berbagai kalangan.

Salah satunya dari Pakar Studi Islam dan Perbandingan Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Media Zainul Bahri.

Ia mengatakan bahwa pembuangan sesaji oleh seorang pria yang mengatasnamakan Islam telah merusak nilai-nilai luhur budaya Jawa.

Baca Juga: Herry Wirawan Pelaku Pemerkosa 13 Santriwati, Dituntut Hukuman Mati dan Kebiri

"Itu fenomena wong Jawa ilang Jawane," kata Guru Besar UIN Jakarta tersebut ketika dikonfirmasi pada 10 Januari 2021.

Ia menyesali sikap keagamaan yang anti kebudayaan dan mengabaikan nilai-nilai luhur yang telah mengakar dalam masyarakat Jawa.

"Cara berpikir, sikap, budaya, bahasa, paham dan praktik keagamaan orang itu sudah berganti (berubah). Budaya Jawanya sudah hilang," tambahnya.

Baca Juga: Link Baca Novel Layangan Putus Karya Mommy ASF, Full Episode Langsung Disini

Menurut beliau agama Islam hadir tidak anti budaya, malah Walisongo dan para ulama terdahulu di Indonesia memadukan antara agama dengan budaya sebagaimana Sunan Kalijaga.

Dengan perpaduan dakwah yang harmonis antara agama dan budaya tersebut, Islam diterima luas oleh masyarakat.

Bagi Media, sangat absurd atau mustahil jika mempraktikkan agama tanpa berbudaya, sebab agama yang berkembang di belahan dunia manapun, pasti beradaptasi dengan budaya yang berkembang di masyarakat.

Baca Juga: Jalani Pemeriksaan hingga 11 Jam, Ferdinand Hutahaean Kini Ditahan

Dan secara teori ketika agama dianut oleh masyarakat pasti agama akan bersentuhan dengan budaya masyarakat yang menganut agama tersebut.

"Teorinya, semua agama dipahami dan dipraktikkan pasti meminjam/memakai budaya tempat agama itu hadir," kata Media.

Profesor muda dalam kajian Islam tersebut mengatakan bahwa budaya umat Islam di Indonesia sangat berbeda dengan budaya umat Islam di Arab.

Baca Juga: Jalani Pemeriksaan hingga 11 Jam, Ferdinand Hutahaean Kini Ditahan

Karena itu tidak cocok jika kultur dan norma masyarakat Arab menggantikan norma dan kultur masyarakat Indonesia.

"Kalo budaya Jawa, Sunda, Melayu (Nusantara) mau diganti, lalu Islam dipahami dan dipraktikkan pake budaya apa? Apa budaya Arab, budaya Turki, Yaman, Suriah, atau budaya Mesir?," Tegasnya.

Media menjelaskan bahwa sangat mustahil berdakwah agama tanpa melihat karakteristik dan budaya masyarakat.

Baca Juga: Idap Penyumbatan Pembuluh Darah, Kondisi Pak Ogah Kian Memprihatinkan

Sebab budaya dan agama begitu erat kaitannya dengan masyarakat sehingga masyarakat dapat membentuk sebuah sistem sosial.

Untuk diketahui, seorang pria di Lumajang tengah mendapat sorotan setelah melakukan perusakan sesaji yang terdapat di gunung Semeru.

Warganet mengecam sikap pria tersebut karena dianggap tak menghargai kearifan lokal yang berkembang.***

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah