Taufiq mengatakan fenomena awan kemerahan itu adalah salah satu fenomena optik atmosfir.
"Warna kemerahan pada awan dan langit sekitarnya disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfir,” demikian Koordinator BMKG Taufiq Hermawan dalam siaran pers tertulisnya.
“Sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang dan memunculkan warna kemerahan," terangnya menambahkan.
Baca Juga: Tersangka Pencabulan Bocah Di Pekanbaru Ternyata Mahasiswa Mesir
Menurut Taufiq, semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka kian rendah pula cahaya merah yang dicapai.
Fenomena langit kemerahan itu biasa terjadi pada sore dan menjelang malam hari.
Adapun radar cuaca BMKG Juanda juga memantau beberapa pertumbuhan awan cumulonimbus di sekitar lokasi pada video.
Awan itu mampu menangkap kilatan cahaya secara bertubi-tubi di atas langit.
Baca Juga: Pernah Alami Ketindihan Saat Tidur? Ternyata Bukan Ditiduri Jin Tapi Sleep Paralysis
"Awan cumulonimbus merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan kilat dan petir,” tuturnya.