6 Ajaran Filsafat Stoa yang Ampuh Atasi Politik Kotor di Sekitar Kita

- 14 Desember 2021, 13:30 WIB
Patung Kaisar sekaligus filsuf Romawi kuno, Marcus Aurelius
Patung Kaisar sekaligus filsuf Romawi kuno, Marcus Aurelius /Foto: iStock

Pedoman Tangerang - Bagaimana keadaan wacana politik kita hari ini? Emosional. Irasional. Fanatisme kelompok. Kotor. Beracun. Tak satu pun dari sifat-sifat ini menjadi pertanda baik untuk menumbuhkan budaya dan wacana politik yang sehat.

Kita sekarang hidup dalam budaya politik yang penuh dengan pembunuhan karakter, penghinaan, dan ancaman. Wacana politik yang beracun bisa menghancurkan jika para politikus kotor mencoba menegakkan pilar demokrasi.

Untungnya, pemikiran filsafat yang sudah berusia lebih dari 2.000 tahun dari para filsuf Stoa bisa membantu mengajari kita untuk menenangkan pikiran, menjernihkan pikiran, dan memulai jalan menuju rasionalisme lagi.

Dilansir dari Foundation for Economic Education, Selasa, 14 Desember 2021, dengan memanfaatkan pelajaran filsafat Stoa, kita dapat membantu meruntuhkan toksisitas (keberacunan) politik, kemudian membuka kembali diri kita dan masyarakat ke wacana politik yang rasional.

Baca Juga: Hukum Belajar Filsafat, Ustadz Abdul Somad: Alquran Menyuruh Berpikir

1. “Selama kamu hidup, teruslah belajar bagaimana hidup.” – Seneca

Menjalani hidup sebagai murid. Perlakukan setiap orang atau ide sebagai guru potensial untuk belajar. Bahkan sebuah ide atau orang yang tidak Anda setujui dapat mengajari Anda pengetahuan yang berharga.

Kerendahan hati adalah kunci menjalani hidup dengan siap belajar.

2. “Jika Anda disakiti oleh hal eksternal apa pun, bukan hal ini yang mengganggu Anda, tetapi penilaian Anda sendiri tentang hal itu. Dan Anda memiliki kuasa untuk menghapus penghakiman ini sekarang” – Marcus Aurelius

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x