Reshuffle Kabinet Jangan Dianggap untuk Mengakomodir PAN

- 5 Oktober 2021, 09:47 WIB
PAN Gabung Koalisi Jokowi, Zulkifli Hasan:
PAN Gabung Koalisi Jokowi, Zulkifli Hasan: /Publiktanggamus.com/Setpres/Rusman

Reshuffle kabinet kembali menguat setelah PAN masuk partai koalisi pendukung pemerintah.

Pengamat politik Jamiluddin Ritonga mengatakan Kalau reshuffle semata untuk mengakomodir PAN masuk kabinet, sebaiknya tak perlu dilakukan.

Sebab menurut dosen komunikasi politik Universitas Indonusa Esa Unggul, hal itu tidak akan meningkatkan kinerja kabinet Jokowi.

Bahkan tidak menutup kemungkinan reshuffle yang hanya untuk mengakomodir PAN dapat menggoyahkan soliditas partai koalisi pendukung pemerintah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karir 5 Oktober 2021: Beban Kerja Berlebih Membuat Anda Melakukan Kesalahan

Diantara partai koalisi bisa kecewa dengan masuknya PAN ke kabinet. PAN yang tidak berkeringat dinilai tak adil masuk dalam kabinet.

"Relawan yang merasa berjasa juga akan kecewa bila PAN masuk kabinet. Sementara para relawan yang bercucur keringat tak kunjung diakomodir di kabinet. Padahal, reshuffle idealnya dilakukan untuk meningkatkan kinerja kabinet," kata Jamil pada Selasa, 5 Oktober 2021.

Baca Juga: Cara Ampuh MU Juara EPL, Solskjaer Disarankan Siapkan Starting XI Mutlak Ini!

Menteri-menteri yang dinilai kinerjanya rendah dan kerap membuah gaduh diganti dengan orang yang diperkirakan dapat mendongkrak kinerja kabinet. 

Hal itu sulit dipenuhi kalau reshuffle hanya untuk mengakomodir PAN atau para relawan yang dinilai berjasa mengantarkan Jokowi jadi presiden.

Mau berapa kali pun reshuffle, tentu kinerja kabinet tidak akan pernah meningkat.

Baca Juga: WhatsApp, Facebook, dan Instagram Down, Duit Mark Zuckerberg Rp99 Triliun Hilang

"Jadi, kalau ingin meningkatkan kinerja kabinet, sebaiknya Jokowi berani lebih independen dalam melakukan reshuffle.Jokowi harus terbebas dari pengaruh partai koalisi pendukung pemerintah, termasuk Megawati Soekarnoputri, dalam mengganti menteri yang memang berkinerja buruk dan sering buat gaduh,"

Menurut Jamiluddin, sebaiknya Jokowi memilih pengganti menteri yang punya kemampuan di atas rata-rata, dapat bekerja dalam tim, dan mempunyai empati yang tinggi terhadap rakyat.

Mereka ini yang dalam istilah Jokowi manusia yang bukan biasa-biasa saja.

Baca Juga: Jatuh Pada Tanggal 5 Oktober Inilah Sejarah Terbentuknya TNI

Hanya memilih orang yang tepat, reshuffle kabinet akan bermanfaat bagi rakyat. Kalau tidak, reshuffle kabinet hanya kegiatan rutinitas untuk berbagi kekuasaan sesama elit politik.

Hal itu tentu sangat menyakitkan bagi rakyat yang ingin hidupnya lebih baik.***

 

 

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah