Polisi Antisipasi Kebangkitan Simpatisan Taliban

22 Agustus 2021, 21:54 WIB
Ilustrasi - Densus 88 Anti-Teror Polri. /Dok. Divisi Humas Polri/

Pedoman Tangerang - Keberhasilan Taliban berkuasa kembali di Afghanistan membuat Indonesia berusaha mengantisipasi kebangkitan kaum ekstrimis di Indonesia.

Irjen Pol Argo Yuwono selaku Kepala Divisi Humas Polri mengatakan bahwa pihaknya sedang berusaha terlebih dahulu menyelidiki  potensi kebangkitan pendukung Taliban di Indonesia.

"Kami sedang melakukan penyelidikan, ada kaitannya atau tidak, kita belum bisa menentukan," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu, 22 Agustus 2021.

Baca Juga: Babak Pertama Southampton Unggul Berkat Gol Bunuh Diri Fred, Akankah MU Comeback? Link Live Streaming Disini

Intensitas Taliban di Afghanistan yang meningkat, menimbulkan gelombang eksodus warga yang negaranya berbatasan dengan Pakistan ini.

Namun pihak kepolisian hingga saat ini belum menemukan bukti-bukti keberadaan simpatisan Taliban di tanah air, namun ia menegaskan bahwa Polri tetap waspada.

"Polri tetap waspada, dan tetap melakukan penyelidikan terkait itu," ujar Argo.

Baca Juga: Musni Umar Puji Taliban, Ferdinand: Ngga Ada yang Bawa Beliau ke Dokter?

Setelah Pemerintah Amerika Serikat menarik pasukannya dari Afghanistan, gerakan nasionalis Islam Taliban mengambil alih pemerintahan.

Krisis pemerintahan ini mengakibatkan warga Afghanitan berupaya keluar dari negaranya, hingga terjadinya 'chaos' di Bandara Kabul dan menewaskan sejumlah warna sipil.

Dalam diskusi virtual membahas dampak kepemimpinan Taliban terhadap terorisme di Indonesia, beberapa pengamat dan praktisi mengatakan kemenangan Taliban di Afghanistan kemungkinan tidak akan memicu aksi terorisme di Indonesia karena tidak ada bukti-bukti yang mendukung dugaan tersebut.

Baca Juga: Wilmar Group Buka Loker untuk D3-S1, Penempatan di Serang Banten

"Kita tidak perlu khawatir dengan kemenangan Taliban dan kaitan itu dengan aksi terorisme di Indonesia, karena tidak ada bukti empiris kemenangan gerakan di luar negeri memicu aksi terorisme di Indonesia dalam hal ini yang terkait Islam," kata Imron Byhaqi alias Abu Tholut, WNI yang pernah menjadi petempur di Afghanistan pada periode sekitar 1985-1992.

Menurut Abu Tholut, aksi teror baru akan terjadi jika ada konflik, kezaliman, penjajahan, dan berita-berita duka.

Namun sebagai pencegahan, pemerintah tetap mewaspadai setiap ancaman dan teror.***

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler