Gus AMI Minta Standar Prokes Dimaksimalkan Jelang Pembelajaran Tatap Muka

14 Juni 2021, 17:15 WIB
Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI). /Foto: Dok. PKB.

Pedoman Tangerang - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan direncanakan pada Juli mendatang. Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengoptimalkan persiapan protokol kesehatan (prokes) di seluruh sekolah yang ada di Indonesia.

Persiapan ini dilakukan mengingat kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Mengacu pada data Satgas Covid-19 hari Minggu, 13 Juni 2021, terdapat penambahan 9.868 kasus baru sehingga total saat ini menjadi 1.911.358 kasus.

Disisi lain, sampai saat ini program vaksinasi virus corona juga masih belum menyentuh ke anak-anak. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri sebab virus corona kini telah bermutasi dengan kecepatan penularan lebih tinggi dari sebelumnya.

Baca Juga: Satgas Covid 19 , Pembelajaran Tatap Muka Harus Sesuai Prokes dan Instruksi Presiden

"Sejumlah daerah ada lonjakan kasus bahkan ada varian baru Covid-19. Ini harus menjadi catatan dan harus dilakukan persiapan yang sangat serius dalam menghadapi sekolah tatap muka. Jangan sampai sekolah menjadi klaster baru penularan kasus Covid-19,” kata Gus AMI dalam keterangannya yang diterima Pedoman Tangerang, Senin, 14 Juni 2021.

Ia mengingatkan pemerintah agar menuntaskan vaksinasi terhadap para guru sebelum dilakukan sekolah tatap muka. Di sisi lain, sekolah juga harus melakukan komunikasi secara intens dengan para orang tua siswa sehingga anaknya bisa menerapkan prokes sesuai standar keamanan.

Gus AMI mengatakan bahwa belajar tatap muka sebenarnya selama ini sudah dilakukan di sejumlah pesantren dengan tanpa gangguan serius. Namun, prokes di pesantren yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka benar-benar memperhatikan prokes.

Baca Juga: Pemkot Tangerang Bolehkan Pembelajaran Tatap Muka Asal Sesuai Aturan Prokes

"Bahkan ketika anak kembali ke pesantren, orang tua pun tidak bisa mengantarkannya sampai di dalam, cukup di halaman pesantren. Anak yang masuk juga dilakukan pemeriksaan swab antigen atau Gnose,” jelasnya.

Soal belum adanya vaksinasi untuk anak, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini mendorong Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dan organisasi lain terkait vaksinasi anak, untuk terus mengkaji keamanan vaksin bagi anak-anak, mengingat vaksin Sinovac, Pfizer, dan AstraZeneca baru direkomendasikan bagi masyarakat yang berusia di atas 16 tahun.

”Kemenkes bersama IDAI harus memastikan persiapan proses uji klinis vaksin kepada anak-anak dilakukan secara hati-hati dan bertahap, agar vaksinasi pada anak nantinya tidak akan menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan dan berdampak jangka panjang bagi tumbuh kembang anak,” tuturnya.

Baca Juga: Jelang Belajar Tatap Muka, DPD RI Wanti-wanti Virus Baru yang Menyebar Hanya dalam 2 Jam

Gus AMI meminta Kemenkes bersama peneliti vaksin agar terus meneliti jenis-jenis vaksin yang telah mendapatkan perizinan edar di Indonesia dengan memperhatikan aspek keamanan, tolerabilitas dan imunogenisitas, beserta dosis yang tepat untuk diberikan kepada anak-anak.

Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana melaksanakan kembali pembelajaran tatap muka pada Juli 2021 atau dua Minggu terhitung sekarang.

Kebijakan tersebut ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agama.***

Editor: Alfin Pulungan

Tags

Terkini

Terpopuler