"Di Zaporizhzhia, komunitas Muslim beragam. Ada banyak kebangsaan yang berbeda dan semua akan menyiapkan hidangan nasional mereka. Misalkan hari ini kami akan makan biryani India, mantsev Palestina atau plov Uzbekistan lainnya. Sekarang kami tinggal bersembunyi saat mendengar sirine. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok, sulit secara psikologis. Sepertinya kami telah berusia 10 tahun sejak awal perang ini," papar Mamutova.
Sementara itu, seorang penjual gorden Turki yang telah tinggal di Ukraina sejak 2010, Isa Celebi mengatakan Ramadhan tahun ini akan membuat banyak orang jauh dari rumah mereka.***