Muslim Rohingya Makin Sengsara Pasca Kudeta Militer Myanmar

- 7 Januari 2022, 11:30 WIB
Muslim Rohingya Makin Sengsara Pasca Kudeta Militer Myanmar
Muslim Rohingya Makin Sengsara Pasca Kudeta Militer Myanmar /Foto: Tangkapan layar YouTube Al-Jazeera

Baca Juga: Pertempuran Kembali Terjadi Antara Tentara Myanmar dan Milisi Pembebasan

Awal bulan itu, 55 orang Rohingya ditangkap setelah berhasil mencapai Yangon, kota terbesar Myanmar.

Pimpinan militer tampaknya memberlakukan hukuman yang lebih keras, dengan media lokal melaporkan pada 15 Desember bahwa pengadilan menghukum Rohingya yang ditangkap di dekat Sittwe lima tahun penjara karena melanggar hukum daripada dua tahun.

Pada 2017, militer Myanmar melancarkan tindakan keras dan brutal terhadap warga sipil Rohingya. Setidaknya 700.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh di tengah laporan pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, dan pembakaran. Sebagian besar tetap di sana dan mencoba bertahan hidup di kamp pengungsi terbesar di dunia.

Peraih Nobel Aung San Suu Kyi, yang saat itu adalah pemimpin de facto negara Myanmar, mengabaikan seruan dari kelompok-kelompok hak asasi dan komunitas internasional untuk mengutuk kekerasan itu, bahkan membela militer terhadap tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

Tetapi ketika pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta Februari, muncul kekhawatiran bahwa situasi bagi Rohingya dapat sekali lagi memburuk.***

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x