Pedoman Tangerang - Perundingan AS-Iran soal kesepakatan nuklir Iran 2015 terhenti hingga minggu depan. Musababnya, para pejabat Eropa tak kuasa menghadapi diplomasi Iran yang menuntut imbal balik keringanan sanksi ekonomi jika program nuklir dibatasi.
Akibatnya, para diplomat Barat kecewa atas tuntutan besar-besaran oleh pemerintahan baru Iran.
Putaran ketujuh perundingan di Wina adalah yang pertama dengan delegasi yang dikirim oleh Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengenai bagaimana menghidupkan kembali perjanjian. Iran bersedia membatasi program nuklirnya asalkan ada keringanan dari sanksi ekonomi.
Terpilihnya Ebrahim Raisi pada bulan Juni lalu menyebabkan perundingan nuklir Iran terjeda selama jeda lima bulan. Hal ini meningkatkan kecurigaan di antara para pejabat AS dan Eropa bahwa Iran bermain-main dengan waktu sambil memajukan program nuklirnya.
Baca Juga: Kesepakatan Nuklir Iran Akan Dirundingkan Ulang Akhir Pekan Ini
"Iran saat ini tampaknya tidak serius melakukan apa yang diperlukan untuk kembali patuh, itulah sebabnya kami mengakhiri putaran pembicaraan di Wina ini," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dikutip dari Reuters, Sabtu, 4 Desember 2021.
Para diplomat Barat mengatakan delegasi Iran telah mengusulkan perubahan besar pada teks yang dengan susah payah dinegosiasikan di putaran sebelumnya.
Kecewa dan Khawatir
Lebih dari lima bulan yang lalu, Iran menyela negosiasi soal perundingan nuklir. Sejak itu, Iran telah mempercepat program nuklirnya.