Mereka masih menutup pintu perbatasan, mengisolasi diri, dan berusaha agar rakyat tak terpengaruh oleh badan internasional yang akan menyebabkan kepanikan.
Bahkan, mengirim pesan ke luar negeri kepada keluarga dan teman-teman yang membelot ke Korea Selatan juga berisiko besar.
Siapa pun yang tertangkap memiliki ponsel ilegal dapat dijebloskan ke kamp kerja paksa.
Namun, beberapa orang masih mencoba mengirim surat atau pesan suara melalui teks ke orang yang mereka cintai, juga ke publikasi di Seoul.
Baca Juga: Visi Misi Jenderal Andika Perkasa Setelah Terpilih Menjadi Panglima TNI
Kim Jong Un Bicara
Pemimpin besar Korea Utara, Kim Jong Un berusaha untuk menenangkan kekhawatiran rakyatnya dengan berjanji akan melakukan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi bencana kelaparan.
Kim Jong Un juga membandingkan kondisi saat ini dengan peristiwa "Pawai Sulit" pada dekade 90an sebagai bencana kelaparan terburuk di negeri itu dengan korban jiwa ratusan orang.
Kim Jong Un berkata bahwa kondisi saat ini berbeda sama sekali dengan kondisi masa "Pawai Sulit". Ia berjanji pemerintah akan melakukan langkah strategis seperti mengamankan hasil panen.
Baca Juga: Para Tokoh Indonesia Timur Dorong Anies jadi Presiden di 2024