Pedoman Tangerang - Skandal Kerjasama antara Amerika Serikat (AS) dengan Republik Rakyat China (RRC) soal penelitian Virus Corona di Wuhan terbongkar.
Amerika Serikat diduga telah memberi bantuan berupa dana hibah sebesar US$ 3,1 juta ke Pemerintah China termasuk US$ 599.000 ke Institut Virologi Wuhan (WIV) selama 2014-2019.
Berita rahasia ini dibocorkan oleh politikus AS, Mike McCaul yang memberi keterangan bahwa para ilmuwan di WIV didanai oleh AS untuk melakukan penelitian merekayasa virus corona agar dapat menular ke manusia.
Pendanaan dan manipulasi ini kemudian dihentikan oleh Presiden Donald Trump, kata politisi Partai Republik tersebut
"Kami percaya sudah waktunya untuk sepenuhnya mengabaikan teori bahwa virus berasal dari pasar tradisional. Kami percaya banyak bukti yang membuktikan bahwa virus memang bocor dari WIV dan itu terjadi sebelum 12 September 2019," kata Mike.
Dokumen setebal 900 halaman itu bocor pada 7 September 2021.
Dalam dokumen tersebut, AS menyalurkan bantuannya lewat lembaga nirlaba EcoHealth Alliance.
AS mendanai Laboratorium Wuhan untuk proyek Gain-of-funcion, yaitu proses dimana satu organisme mengembangkan kemampuan baru.
Proses evolusi ini bisa terjadi pada satu organisme secara alamiah, tapi hal ini juga bisa dilakukan oleh para ilmuwan di laboratorium melalui rekayasa teknologi genetik.
Baca Juga: Kemendikbud Ristek Umumkan Peserta Seleksi Kompetensi, Segera Cek Laman ini
Namun tuduhan Paul itu sudah dibantah oleh pemerintah.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Anthony Fauci mengatakan bahwa dokumen Paul adalah bohong.
Ia menuding Anggota DPR dari Fraksi Partai Republik itu memanipulasi data dan cerita.***