Pedoman Tangerang - Pada tanggal 15 Agustus, Taliban mengambil alih Afghanistan setelah 20 tahun intervensi AS di negara itu, dan sejak itu menjadi salah satu berita terbesar di dunia.
Setelah pengambilalihan itu, Taliban mengadakan konferensi pers resmi pertamanya di Kabul pada Selasa, 17 Agustus, menjanjikan bahwa mereka akan menghormati hak-hak perempuan, memaafkan mereka yang menentang mereka dan memastikan Afghanistan yang aman.
Konferensi pers yang diadakan oleh juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid bertujuan untuk meyakinkan kekuatan dunia dan penduduk yang ketakutan bahwa mereka telah berubah sejak masa lalu mereka berkuasa atas negara itu pada akhir 1990-an.
Tetapi banyak orang Afghanistan tetap skeptis dan ribuan orang berlari ke bandara, putus asa untuk melarikan diri dari negara itu.
Baca Juga: Donald Trump Kritik Joe Biden, Amerika Serikat Dipermalukan Taliban
Perlakuan masa lalu terhadap wanita
Selama pemerintahan Taliban sebelumnya antara tahun 1996 dan 2001, perempuan dibatasi dalam gerakan mereka serta hak mereka untuk pendidikan dan perawatan kesehatan.
Perempuan dipaksa memakai burqa dan menutupi seluruh wajah dan tubuh mereka, sekolah perempuan ditutup, fasilitas kesehatan dasar tidak diberikan dan bahkan menghadapi hukuman brutal seperti eksekusi dan cambuk atau rajam di depan umum karena melanggar aturan tersebut.
Namun, situasi membaik pada tahun 2001 setelah invasi pimpinan AS ke Afghanistan ketika perempuan menikmati banyak kebebasan baru.
Baca Juga: Viral Pejuang Taliban Bermain Bumper Car di Salah Satu Taman Hiburan Afghanistan