Memori 10 Muharam: Imam Husein Terbunuh di Padang Karbala

- 19 Agustus 2021, 06:29 WIB
Lukisan wafatnya Imam Husein
Lukisan wafatnya Imam Husein /

Pedoman Tangerang - Biasanya setiap menjelang 10 Muharram atau Asyura, umat Islam akan berpuasa dan memperingati hari raya anak-anak yatim piatu.

Hari ini umat Muslim dianjurkan untuk bersedekah kepada para yatim piatu untuk menghibur mereka.

Namun tahukah Anda mengapa ada hari anak yatim? 

Baca Juga: Kabar Gembira, Masjid Istiqlal Buka Sholat Jumat Lagi Pekan ini

Semua berawal dari kisah keberanian Imam Husein bin Ali di Padang Karbala, Irak.

Imam Husein adalah putra dari Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad, dengan kata lain, Imam Husein bin Ali adalah cucu dari Nabi Suci Muhammad SAW.

Dalam kitab-kitab tarikh (sejarah) pembunuhan Imam Husein dan keluarga serta para pengikutnya diawali dengan pelantikan Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah Islam pengganti ayahnya, Muawiyah bin Abi Sufyan.

Baca Juga: Seperti apa Kriteria Pasangan yang Ideal dalam Islam? Ustadz Abdul Somad Jelaskan

Sebelumnya, Muawiyah telah berjanji kepada Hasan bin Ali (Kakak Imam Husein) supaya pelantikan Khalifah setelahnya diadakan melalui Dewan Syura bukan penunjukan.

Namun Muawiyah ingkar janji dan menjadikan putra kesayangannya, Yazid bin Muawiyah sebagai putra mahkota yang berarti akan diangkat menjadi khalifah setelah Muawiyah wafat.

Pelantikan Yazid sebagai Khalifah ditentang oleh Imam Husein dan para sahabat Nabi lainnya seperti Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Zubair.

Baca Juga: Polisi Bongkar Sindikat Pendanaan Jaringan Teroris di Indonesia

Imam Husein memaksa agar Yazid mengikuti kehendak umat Muslim dan harus tunduk pada Dewan Syura.

Alih-alih menyetujui, Yazid justru menolak mentah-mentah teguran Imam Husein bahkan memaksa umat Islam untuk berbai'at setia mengakui dirinya sebagai khalifah yang sah.

Perseteruan ini berlanjut ketika warga Kufah, Iraq menyatakan bai'at dan kesetiaan pad Imam Husein sebagai Khalifah.

Baca Juga: Sehari Setelah Kuasai Kabul, Milisi Taliban Bermain Bombom Car dan Fitnes

Warga Kufah memaksa agar Imam Husein datang memenuhi panggilan mereka. Setiap hari perwakilan rakyat Kufah datang dan membacakan surat-surat dari rakyat yang isisnya memuji Imam Husein.

Imam Husein akhirnya menuruti keinginan warga Kufah dan setelah musim haji berlalu, Imam Husein beserta keluarganya pergi dari Mekkah menuju Kufah.

 Keberangkatan Imam Husein dan pemberontakan warga Kufah diketahui oleh Yazid.

Baca Juga: Rayakan Hari Kemerdekaan di Tengah Pandemi, Pemimpin Daerah ini Adakan Lomba Makam Kerupuk Via Online

Akhirnya Yazid mengutus Ubaidillah bin Ziyad yang bengis untuk menekan rakyat Kufah.

Pengikut Imam Husein dan utusan Imam Husein dibunuh oleh Ubaidillah bin Ziyad, bahkan kepala mereka diarak untuk menakut-nakuti warga Kufah.

Rombongan Imam Husein pada 9 Muharram telah sampai di tepi sungai Eufrat dan berada di sebuah daerah bernama Karbala yang berarti tanah musibah.

Baca Juga: Diduga Hutang Piutang Bahar Smith Pukul Ryan Jombang di Lapas Gunung Sindur Bogor

Laju rombongan Imam Husein terhenti oleh pasukan Ubaidillah bin Ziyad, Imam Husein dipaksa untuk berbai'at pada Yazid.

Imam Husein menolak dengan tegas. Ia mengatakan jika dirinya tak diizinkan masuk Kufah maka izinkan mereka kembali ke Madinah.

Pasukan Ubaidillah bin Ziyad yang dipimpin oleh Umar bin Sa'ad dan Syimr Ibn Jauzan menolak permintaan Imam Husein, ia tak diperbolehkan pergi, makam atau minum sebelum memberi bai'at.

Baca Juga: Dengarkan Keluhan Guru Inpassing, Gus Muhaimin: Mereka Ujung Tombak, Harus Diperhatikan

Pada hari 10 Muharram, Imam Husein memutuskan untuk mengangkat senjata, ia meminta pengikut dan keluarganya untuk pergi meninggalkannya, tapi semua sepakat untuk sehidup semati bersama Imam Husein.

Perang tak dielakkan. Dari kubu Ubaidillah bin Ziyad, banyak pasukan yang membelot ke kubu Imam Husein.

Satu persatu 3000 pasukan Ubaidillah bin Ziyad jatuh ditebas oleh pedang Imam Husein dan pengikutnya.

Baca Juga: Indonesia Kembangkan Pesawat Listrik, Bagaimana Bentuknya

Namun anak Imam Husein dan adiknya yaitu Ali Al Akbar, Ali Al Asghar, Abbas bin Ali (Fadhl Abbas) tewas secara mengenaskan karena dikroyok.

Imam Husein sendiri dikroyok oleh pasukan Ubaidillah bin Ziyad, puluhan panah menyasar pada dirinya, sabetan pedang melukai tubuhnya. 

Hingga akhirnya tubuh suci itu jatuh karena kehabisan banyak darah dan tenaga. Syimr Ibn Jauzan akhirnya memerintahkan agar kepala Imam Husein dipotong dan tubuhnya dimutilasi.

Baca Juga: Lowongan Kerja Dosen Tetap di Universitas Gajah Mada (UGM) 2021

Hampir seluruh anak laki-laki meninggal dalam peperangan tersebut kecuali Hasan bin Hasan (Al Mutsanna)  yang selamat dan Ali Zainal Abidin.

Rombongan Imam Husein menjadi rombongan anak-anak yatim, pasca perang tersebut rombongan Imam Husein ditawan dan dipaksa berjalan dari Kufah menuju Damaskus (Suriah).

Umat Muslim bermazhab Sunni memperingati hari wafatnya Imam Husein dengan berpuasa dan memberi hadiah pada anak yatim.

Sedangkan kelompok Syiah memperingati 10 Muharram sebagai hari duka cita.***

 

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah