Network
Pedoman Tangerang - China akan meluncurkan berbagai stimulus guna mendorong pasangan agar memiliki lebih banyak anak tetapi otoritas kesehatan berhati-hati tentang prospek ledakan bayi, dengan jumlah kelahiran diperkirakan mencapai titik terendah baru tahun ini.
Langkah-langkah – mulai dari biaya melahirkan dan pendidikan yang lebih rendah hingga penghapusan beberapa hukuman pengendalian kelahiran – mengikuti keputusan Partai Komunis pada bulan Mei untuk melonggarkan kebijakan dua anak di negara itu untuk mengizinkan pasangan memiliki tiga anak.
Yu Xuejun, wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan pada hari Rabu bahwa berdasarkan angka untuk paruh pertama tahun 2021, "jumlah kelahiran dan tingkat kesuburan masih akan cenderung lebih rendah tahun ini".
“Pada saat yang sama, populasi terus menua dan akan ada tekanan untuk membangun keseimbangan pembangunan populasi jangka panjang,” kata Yu dikutip dari South China Morning Post pada 21 Juli 2021.
Baca Juga: China Tagih Hutang Minta Pulau Kalimantan dan Jawa Sebagai Jaminan Imbas Hutang Besar, Benarkah?
Jumlah bayi baru lahir mencapai puncaknya pada 17,8 juta pada tahun 2016 tetapi telah menurun sejak saat itu, mencapai titik terendah dalam lima dekade yaitu 12 juta tahun lalu.
China memperkenalkan kebijakan dua anak pada tahun 2016 sebagai reaksi terhadap populasi yang beruban dengan cepat dan jumlah orang usia kerja yang menyusut, tetapi tanggapan publik tidak terlalu banyak, sebagian karena beban keuangan yang berat untuk membesarkan anak-anak dan kurangnya pemerintah. dan dukungan sosial.
Kebijakan yang diluncurkan oleh partai dan Dewan Negara pada hari Selasa juga bertujuan untuk menyeimbangkan kembali rasio jenis kelamin bayi baru lahir pada tahun 2025.
Yang Wenzhuang, kepala departemen NHC yang bertanggung jawab atas keluarga dan anak-anak, mengatakan pemantauan jangka panjang, survei dan studi menunjukkan bahwa rata-rata orang siap untuk memiliki kurang dari dua anak.
