Rakyat Afghanistan Ketakutan Jika Taliban Kembali Berkuasa

- 14 Juli 2021, 20:45 WIB
Pemimpin Taliban
Pemimpin Taliban /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Pedoman Tangerang - Dengan program pemulangan tentara Amerika Serikat dan pasukan keamanan internasional dari Afghanistan, posisi Taliban untuk berkuasa semakin menguat.

Serangan Taliban yang semakin gencar dan hijarhnya beberapa prajurit Afghanistan ke Tajikistan untuk menyelamatkan diri dari Taliban membuat rakyat ketakutan.

Taliban adalah sebuah milisi jihadis radikal yang tak segan-segan menghabisi nyawa lawan-lawannya dimuka publik. 

Baca Juga: Hanya Bayar 5.000 Rupiah Program Ahok Bantu Sembuhkan Pasien Covid-19, Cek Faktanya

Mereka telah menguasai 50 distrik di Afghanistan dan terus maju melawan pemerintah resmi.

Keyakinan mereka yang kolot dan kasar membuat rakyat Afghanistan yang pro pemerintah menjadi ketakutan dan bertekad untuk mencari suaka ke luar negeri.

Yang paling terancam dengan berkuasanya Taliban di Afghanistan adalah kaum perempuan.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Pemerintah Minta Perusahaan Tak PHK Massal Para Pekerja

Aktivis hak-hak perempuan dan anggota parlemen AS telah memperingatkan bahwa perempuan dan gadis akan menghadapi kembalinya masa lalu yang suram di negara itu, yang terkenal dengan perlakuan kasarnya terhadap perempuan.

"Kami sangat prihatin bahwa hak-hak perempuan tidak menjadi harga yang harus dibayar untuk perdamaian," Mary Akrami seorang aktivis hak-hak perempuan terkemuka di Kabul, mengatakan pada sesi Dewan Keamanan PBB Selasa.

"Kami menginginkan perdamaian yang bermartabat dan adil, bukan penyerahan diri kepada Taliban atau kelompok ekstremis kekerasan lainnya."

Baca Juga: Viral, Pasangan Kekasih Terekam CCTV Saat Membuang Bayi

Wanita telah menjadi bagian dari delegasi nasional Afghanistan yang telah bertemu berulang kali dengan Taliban dalam negosiasi damai sejak September lalu, meskipun pembicaraan itu menemui jalan buntu sejak kedua pihak menetapkan agenda.

Kelompok militan itu mengatakan bahwa mereka akan menerima perempuan di ruang-ruang tertentu, yang juga disebut-sebut Khalilzad.

Sayed Akbar Agha, mantan pemimpin Taliban sejak kelompok itu berkuasa sebelum invasi AS tahun 2001, mengatakan bahwa Taliban sudah berubah.

Baca Juga: Kunker ke Gudang Bio Farma, Gus Muhaimin Pastikan Stok Vaksin Nasional Aman

"Kami mendukung pemerintah yang inklusif ... di mana setiap suku dan setiap penduduk Afghanistan yang duduk mewakili dalam hal itu. pemerintah, jadi pemerintahan semacam itu, bahkan perempuan pun akan menjadi bagian darinya," kata Agha, dikutip Pedoman Tangerang dari ABC News 24 Juni 2021.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian panjang serangan mematikan Taliban yang menargetkan wanita dan  membunuh pemimpin wanita terkemuka membuat publik meragukan janji Agha.***

Editor: R. Adi Surya

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x