Pemuda-pemudi pemuda dari Angkatan Pertahanan Rakyat setempat, yang dibentuk untuk menentang junta, mengambil posisi untuk menghadapi mereka.
Namun, mereka hanya memiliki senjata darurat dan dipaksa mundur oleh senjata yang lebih berat dari pasukan keamanan, kata penduduk tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekerasan sejak kudeta telah mengusir lebih dari 230.000 orang dari rumah mereka.
Lebih dari 880 orang juga telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta dan lebih dari 5.200 lainnya ditahan.
Baca Juga: Microscoft Investigasi Sisi Lain Hubungan Bill Gates Dengan Karyawan Perumpuan
Pihak berwenang Myanmar menyatakan angka-angka ini tidak benar, tetapi belum memberikan perkiraan mereka sendiri.
Pihak pengusaha Myanmar saat ini mengatakan kekuasaan yang mereka kudeta dari Aung San Suu Kyi sejalan dengan konstitusi.
Mereka menuduh ada kecurangan oleh partai yang terafiliasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar pada November 2020.
Meskipun, tuduhan itu dibantah oleh badan pemilihan sebelumnya.
Kini Myanmar diambang Krisis setelah hampir 7 Bulan Kudeta tak kunjung usai.***