Terpukul di Ukraina Timur, Putin Ajak Zelenskyy untuk Berunding

5 Oktober 2022, 12:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin mengajak Ukraina untuk berdamai /Foto: via REUTERS/SPUTNIK/

Pedoman Tangerang - Usai melakukan referendum di empat wilayah bagian Ukraina Timur yang diduduki Rusia, Vladimir Putin mengajak agar Volodymyr Zelenskyy untuk merundingkan perdamaian.

Proposal perdamaian yang langsung ditawarkan oleh Putin merupakan hal yang langka setelah Rusia menolak berkomunikasi dengan Rezim Kiev.

"Kami menyerukan kepada rezim Kiev untuk segera menghentikan tembakan, semua permusuhan, untuk menghentikan perang yang dimulai oleh Kiev pada tahun 2014, dan untuk kembali ke meja perundingan," kata Putin, seperti dikutip dari kantor berita TASS.

Baca Juga: Ukraina Sukses Rebut Wilayah Timur, Rusia Terdesak Mundur ke Donbas

Sikap Putin untuk bernegosiasi dengan Zelenskyy diduga karena beberapa kekalahan vital Rusia di Donetsk dan wilayah Timur Ukraina belakangan ini.

Diketahui Beberapa bulan lalu, delegasi Rusia dan Ukraina sempat beberapa kali mengadakan pertemuan, namun selalu berujung kegagalan.

Seruan Putin untuk bernegosiasi ditanggapi dingin oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Baca Juga: Heboh, Kim Hawt Bongkar Identitas Dugaan Selingkuhan Rizky Billar

Ia mengatakan bahwa Kiev siap untuk pembicaraan penyelesaian dengan Moskow, tetapi dengan presiden Rusia selain Vladimir Putin.

"Kami siap untuk berdialog dengan Rusia, tetapi dengan presiden Rusia lainnya," katanya dalam pidato video yang diposting di saluran Telegram-nya.

Sementara itu, Komisaris militer wilayah Khabarovsk, Rusia, dipecat setelah separuh dari personel sukarelawan yang baru dimobilisasi sebagai tentara cadangan dipulangkan ke rumah mereka.

Para calon tentara cadangan itu dikirim pulang karena dianggap tidak memenuhi persyaratan wajib militer.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 September lalu mengumumkan keputusannya mobilisasi tentara cadangan untuk dikirim perang ke Ukraina. Itu adalah mobilisasi pertama pasukan Rusia sejak Perang Dunia II.

Hal ini membuat pemerintah daerah dengan sigap merekrut warga untuk maju berperang tanpa melihat standar yang sudah ditetapkan.

Walhasil beberapa tentara sukarelawan di Medan pertempuran tidak bekerja secara memuaskan.

Hal ini membuat murka Vladimir Putin dan memecat petinggi tentara Rusia.***

Editor: R. Adi Surya

Tags

Terkini

Terpopuler