Kejam! Selama 48 Jam Rusia Bombardir Ukraina Tanpa Henti!

21 Juli 2022, 10:30 WIB
Dokumentasi Perang Rusia dan Ukraina /Pikiran Rakyat/

Pedoman Tangerang – Kabar terbaru penyerangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina dengan membombardir Ukraina terus menerus selama 48 jam.

Peperangan antara Rusia dan Ukraina nampaknya belum menemukan titik temu perdamaian.

Perlu diketahui bahwa pasukan militer Rusia membombardir kota-kota di Ukraina sejak 18 Juli 2022 hingga 19 Juli 2022.

Baca Juga: Terdampak Invasi Rusia ke Ukraina, Benarkah Harga Roti dan Mie di Indonesia akan Naik? Simak Selengkapnya!

Baca Juga: Presiden Jokowi Nekat Datang ke Medan Perang Ukraina di Kyiv, Denny Darko Lakukan Terawangan!

Setelah Rusia gagal merebut ibu kota saat awal invasi militernya pada 24 Februari 2022, mereka akhirnya merubah strategi dengan melakukan pengeboman yang destruktif terhadap Ukraina.

Pihak berwenang Ukraina mengungkapkan telah terjadi aksi penembakan yang sangat sengit di Sumy, bagian utara Ukraina pada Selasa, 19 Juli 2022.

bahkan mereka meluncurkan serangan bom di Mykolaiv dan serangan rudal di Odesa, bagian selatan Ukraina.

Serheii Haidai mengatakan bahwa Rusia melakukan penyerangan pada 4 front sekaligus.

"Sepanjang hari, Rusia berusaha untuk melakukan penyerangan pada 4 front sekaligus," kata Haidai melalui Telegram.

"Mereka menyerang Verkhnokamianske dari arah kilang minyak dan dari arah Zolotarivka. Mereka juga ingin maju menuju Oblast Donetsk dari Zolotarivka. Mereka berusaha memperbaiki posisi mereka di dekat Bilohorivka," sambungnya.

Haidai mengatakan bahwa Rusia juga melakukan serangan dari Udara di Verkhnokamianke.

Pasukan Rusia melakukan empat serangan rudal dan dua serangan udara di kota-kota dan desa-desa di perbatasan antara oblast Luhansk dan Donetsk.

Hal ini dilakukan Rusia untuk memperkuat dan memperluas kendalinya atas wilayah selatan dan timur Ukraina.

Adanya bombardir yang dilakukan Rusia, menewaskan warga sipil di negaranya. Moskow menanggapi bahwa menyebut aksi Rusia bukan dimaksudkan untuk menyerang warga sipil, melainkan pasukan militer Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah menembakkan lebih dari 3.000 rudal jelajah dan proyektil artileri yang tak terhitung jumlahnya selama konflik lima bulan tersebut.

Akhir pekan kemarin, Zelensky menskors kepala keamanan negara dan jaksa tinggi Ukraina yang dianggap gagal menumpas mata-mata Rusia dari kesatuan mereka.

Terlepas dari terungkapnya penetrasi mata-mata Rusia ke badan intelijen Ukraina (SBU), pejabat Amerika Serikat mengatakan Washington akan terus berbagi informasi intelijen yang dapat digunakan Kyiv untuk menanggapi serangan Moskow.

Minggu ini bisa menjadi saat yang krusial bagi negara-negara Eropa yang khawatir tentang dampak perang dan sanksi penghentian pasokan gas Rusia.

Adanya serangan dari Rusia tersebut, Pasukan Ukraina berusaha menangkis sebagian besar serangan bombardir dari Rusia, meskipun pada akhirnya tetap banyak warga yang tewas akibat serangan bombardir yang dilakukan Rusia.***

Editor: Muhammad Alfin

Tags

Terkini

Terpopuler