Tak Diupah, 40 Orang yang Dikurung dan Dipekerjakan Bupati Langkat Hanya Diberi Makan

25 Januari 2022, 19:30 WIB
Bupati Langkat kerangkeng manusia dirumah Miliknya, ini alasannya /Pixabay/

Pedoman Tangerang - Isu perbudakan yang dilakukan oleh Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin akan diselidiki oleh polisi.

Dikabarkan bahwa para pekerja yang dikurung di sana tak diberi upah namun hanya diberi makan.

Brigjen Pol Ahmad Ramadhan selaku Karo Penmas Divisi Humas Polri mengatakan bahwa menurut keterangan penjaga, rumah kerangkeng itu dibuat oleh Terbit untuk rehabilitasi narkoba.

Tak hanya dikurung, Terbit juga berusaha untuk "memberdayakan" orang-orang tersebut dengan mempekerjakannya di perusahaan sawit miliknya.

Baca Juga: Dikabarkan Terkena Serangan Jantung, Putri Nurul Arifin Meninggal Dunia

"Berdasarkan keterangan dari penjaga bangunan, tempat itu merupakan penampungan untuk orang-orang yang kecanduan narkoba," kata Ramadhan kepada wartawan pada  Selasa, 25 Januari 2022.

Dikatakan Ramadhan, jumlah orang yang tinggal di kerangkeng manusia itu sebanyak 48 orang. Namun, hanya ditemukan 30 orang saat dilakukan pengecekan.

Mantan Kabag Penum Divisi Humas Polri ini juga membenarkan bahwa puluhan orang itu diperkerjakan di Pabrik Kelapa Sawit milik Bupati Langkat.

Baca Juga: Indonesia Ambil Alih Ruang Kendali Udara di Natuna dari Singapura

Pekerjaan itu sebagai bekal jika mereka sudah keluar dari kerangkeng manusia usai menjalani rehabilitasi.

"Mereka memang tidak diberi upah karena warga binaan. Tapi mereka diberikan makan," tutup Ramadhan.

Seperti diketahui, Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migrant Berdaulat atau Migrant Care mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melaporkan adanya kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat.

Baca Juga: Sukses Perankan Sosok Kinan 'Layangan Putus' Inilah 5 Fakta Putri Marino

Mereka menduga, Terbit telah melakukan perbudakan terhadap 40 pekerja kelapa sawit. Dalam laporannya itu, pihak Migrant Care turut melampirkan bukti-bukti berupa foto terkait kerangkeng manusia itu.

Kerangkeng manusia itu tampak terlihat seperti penjara dengan besi dan gembok di dalam rumah.

Adapun pekerja sawit yang menjadi korban dugaan perbudakan ini dikabarkan tidak hanya dikurung selepas kerja, bahkan juga mendapatkan penyiksaan tak manusiawi serta tidak menerima gaji sepeserpun.***

Editor: R. Adi Surya

Tags

Terkini

Terpopuler