Atas Nama Usia, Menomorduakan Etika dalam Budaya Senioritas

30 Juni 2022, 09:30 WIB
Dewi Lestari /Instagram @deelestari/

Pedoman Tangerang - Kutipan kata dari penulis kenamaan kota kembang, seperti menjadi hal yang relevan dengan kondisi anak muda saat ini.

“bertambahnya usia bukan berarti kita faham segalanya” begitulah kira-kira, goresan tinta dari Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee.

Lahir di Bandung, Jawa Barat pada, 20 januari 1976, wanita cantik yang dikenal sebagai seorang penulis dan penyanyi asal indonesia.

Baca Juga: Pelanggaran Etika dalam Kasus Minyak Goreng

Baca Juga: Etika Berbicara Yang Masih Sering Disepelekan, Hindari Hal Ini

Jika menarik sejarah lebih jauh, tujuan di adakan ospek adalah untuk menghilangkan budaya senioritas di ruang lingkup kampus.

Lalu kenapa ospek dihilangkan bahkan dilarang? Karna ospek dinilai gagal total untuk mencegah adanya senioritas, “dasar si paling senior hehehe...” ungkapan yang mungkin tergambar dari junior.

Baliho advertisement dengan kata “tanpa gembar-gembor pilih yang senior” itu hanya relate untuk generasi nineties. Dan yang pasti itu hanya strategi untuk memasarkan produk rokok bernama senior.

Di organisasi yang mayoritas dihuni oleh pemuda, yang berasal dari negeri antah berantah, terdapat budaya menarik sekaligus ironis, karena ia menginginkan adanya pengakuan dengan cara mendiskriminasi mental junior.

Yang lebih menarik adalah, satu dari sederet fenomena dalam budaya senioritas. Jika menarik sejarah lebih jauh lagi, nusantara mungkin tidak akan merdeka jika tidak ada pemuda, yang mana pemuda mendesak senior atau golongan tua untuk memproklamirkan kemerdekaan pada 1945.

Terlepas dari itu semua, saat ini sudah waktunya untuk kolaborasi antara orang tua dan pemuda untuk menghilangkan budaya senioritas, toh dalam hal kolaborasi juga tidak menciderai norma sopan santun, atau bahasa sepak bolanya offside mungkin? Tidak juga sepertinya.

Atau mungkin ini bukan sekedar sopan santun, tapi lebih ke eksistensi. Apapun itu yang pasti kinerja memiliki nilai lebih tinggi dari pada eksistensi.***

Editor: Muhammad Alfin

Tags

Terkini

Terpopuler