Kabar Buruk! Tahu dan Tempe Bakal Lenyap di Pasar, Para Pembuat Resmi Mogok Produksi Mulai Hari Ini

- 21 Februari 2022, 10:35 WIB
Seorang perajin tahu dan tempe mencetak produk tahunya yang berbahan baku kedelai di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
Seorang perajin tahu dan tempe mencetak produk tahunya yang berbahan baku kedelai di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten /Antara/Mansyur

Pedoman Tangerang - Kabar buruk datang dari para pembuat tahu dan tempe. Hari ini, 21 Februari 2022, mereka resmi melakukan aksi mogok produksi lantaran harga kedelai yang terus melambung.

Aksi mereka itu kemungkinan berpotensi melenyapkan keberadaan tahu dan tempe di pasar.

Terkait protes tersebut, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan bahwa mogok produksi yang dilakukan oleh pembuat tahu dan tempe bakal terjadi di seluruh pulau Jawa.

"Awalnya memang Jakarta saja. Cuma kan tukang tempe tahu ini saudara dan sama-sama merasakan kesulitan karena kedelai mahal ini. Makanya kebersamaan persatuan dalam koperasi itu akhirnya kami se-Jawa akan melakukan mogok," jelas Aip.

Baca Juga: Antisipasi Permasalahan Media Sosial Jelang Pemilu 2024

Buruknya lagi, Aip mengatakan kalau aksi mogok produksi tahu dan tempe sudah dilakukan sejak Sabtu karena masa pembuatannya memakan waktu tiga hari.

"Maka Sabtu, Minggu, Senin. Jadi Senin itu sudah tidak ada tempe yang jadi," ungkapnya.

Aip pun menjelaskan alasan mereka melakukan aksi mogok produksi. Katanya, pihak mereka ingin mengajukan 4 permintaan.

Pertama, para pekerja menuntut kenaikan harga tahu dan tempe.

Kedua, mereka meminta supaya harga kedelai stabil dan tidak naik setiap hari.

Baca Juga: Harga Tahu dan Tempe Kembali Mahal, Menteri Perdagangan Sebut Babi di China Jadi Biang Keroknya

"Ketiga, kami minta harganya stabil, setidaknya dalam waktu sebulan sampai 3 bulan," papar Aip.

Keempat, Aip meminta agar pemerintah menyusun skema subsidi kedelai kepada pembuat tahu dan tempe dan batas maksimal harga kedelai bagi perajin tahu dan tempe.

Katanya, para pembuat setuju jika harga kedelai dipatok maksimal di kisaran Rp 9-10 ribu per kg, sedangkan harga kedelai saat ini sudah mencapai Rp 11-12 ribu per kg di tingkat perajin.

"Keempat, kami kalau boleh minta diberikan subsidi. Kita minta beli maksimal Rp 10 ribu aja per kg, itu sudah diterima di perajin," tambahnya.

Baca Juga: Tumben! Legenda MU Akhirnya Puji Maguire Setelah Cetak Gol Melalui Sepak Pojok lawan Leeds

Tak lupa Aip meminta maaf kepada masyarakat atas aksi yang dilakukan oleh pihaknya. Ia ingin aksi ini dapat mengembalikan prioritas pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib para pembuat tahu dan tempe.

"Saya juga atas nama perajin mohon maaf sama semuanya, ini bukan keinginan kita. Kami hanya ingin memperlihatkan adanya kesulitan yang kami rasakan. Kami terpaksa lakukan sehingga pemerintah bisa dengar kami ini perlu bantuan," ucap Aip.***

 

Co-Writer: Maya Novalia Pulungan

Editor: Muhammad Alfin

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah