Pertamina Diminta Jangan Tutup Pintu Dialog dengan Buruh

- 25 Desember 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi: Sejumlah pekerja melakukan unjuk rasa menolak pengalihan bisnis LNG dari Pertamina ke PGN di halaman Kantor Pertamina RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Jumat, 2 Agustus 2018.
Ilustrasi: Sejumlah pekerja melakukan unjuk rasa menolak pengalihan bisnis LNG dari Pertamina ke PGN di halaman Kantor Pertamina RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Jumat, 2 Agustus 2018. /Foto: Idhad Zakaria/Antara



Pedoman Tangerang - Anggota Komisi Energi DPR RI, Mulyanto, meminta PT Pertamina (Persero) membuka pintu dialog dan kompromi kepada buruh guna menyikapi ancaman Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang akan melakukan mogok kerja pada Januari 2022 mendatang.

Sebab bila ancaman tersebut benar dilaksanakan dikhawatirkan menimbulkan gejolak lebih luas di kalangan masyarakat.

"Kami mendesak Direksi Pertamina segera membuka dialog dan mencari jalan keluar atas masalah yang ada. Jangan sampai isu ini meluas dan mengganggu kepentingan masyarakat luas," kata Mulyanto dalam keterangan yang diterima Pedoman Tangerang–jaringan Pikiran Rakyat, Sabtu, 25 Desember 2021.

Mulyanto meminta para pihak yang berselisih mau berunding mencari jalan keluar terbaik. Pihak FSPBB dan Pertamina harus terbuka dan objektif membahas masalah yang ada.

Baca Juga: Kenang Ultah Vanessa, Fuji Sampaikan Rencana yang Belum Sempat Tertunaikan

Mulyanto menilai tuntutan yang disuarakan FSPBB adalah hak buruh dan perlu dihargai. Karena itu Pertamina harus menanggapi tuntutan tersebut secara tepat.

"Kebutuhan masyarakat pada BBM itu sangat besar. Karena itu bila pasokannya terganggu karena seluruh karyawan Pertamina melakukan aksi mogok kerja, bisa dibayangkan kekacauan yang akan terjadi," kata dia.

Mulyanto menjelaskan, berdasarkan informasi yang dirinya terima, poin dari masalah ini adalah buruh membutuhkan transparansi serta komunikasi yang baik dengan direksi.

Baca Juga: Wali Kota Bogor Bima Arya Himbau Warganya Untuk Tetap Di Rumah Saat Nataru: Silahkan Merenung Di rumah

Dia menyebut serikat pekerja menginginkan berbagai kesepakatan yang telah ditetapkan antara pihak direksi dengan karyawan bisa dijalankan, serta dikomunikasikan secara transparan.

Salah satunya adalah soal penggajian. Rencana pemotongan gaji di saat kondisi Pertamina untung ini tidak bisa dimengerti karyawan.

"Jadi intinya soal komunikasi dan dialog," katanya.***

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x