Network
Pedoman Tangerang - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Demokrat, Marwan Cik Asan, mengingatkan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) agar selalu ingat tujuan dan perannya.
Menurut dia, selama enam bulan berjalan, progres investasi yang dilakukan LPI belum optimal.
‘’Jangan-jangan kita lupa bahwa lembaga ini didirikan untuk memperkuat tata kelola mendukung investor global. Bapak-bapak harus menghadirkan investor. Tentu untuk bergerak perlu modal, hadirlah komitmen dari negara senilai 75 Triliun. Setelah enam bulan berjalan, apakah ini yang dilakukan LPI?," kata Marwan dalam keterangannya yang diterima Pedoman Tangerang, Selasa, 7 Desember 2021.
Marwan mengatakan enam bulan pembentukan LPI belum tampak mampu membangun kepercayaan investor global. Padahal sebelumnya LPI sudah berkomitmen menggaet investor asing sebanyak-banyaknya.
Baca Juga: Indonesia Ajak Uni Emirat Arab Tanam Investasi di Ibu Kota Baru
‘’Apa ini bisa terwujud? Bapak-bapak diberi uang 15 triliun, jadinya deposito, yang saya pikir semua bisa lakukan ini. Apa yang akan dilakukan INA untuk meyakinkan investor global untuk mau membawa uangnya ke sini? Kalau tidak ada gunanya ya bubarin saja,’’ tegasnya.
Marwan mengimbuhkan, Komisi XI ingin melihat apa yang akan dilakukan LPI satu tahun ke depan dan seterusnya untuk mencapai tujuan sebagai lembaga yang bertugas menggairahkan dan menghadirkan investor.
‘’Paling tidak, dari sekarang sampai Juni, apa yang mau dilakukan? 2022 seperti apa, 2023 seperti apa, kalau menyajikan paper proyeksi keuangan, semua orang juga bisa. Paling penting apa yang bisa meyakinkan investor menitipkan duitnya ke INA, lalu berapa, kapan, komitmen nyata. Saya khawatir kalau ini tidak jelas, ujungnya seperti ini saja, PMN, PMN,’’ jelas Marwan.
Marwan meminta kejelasan terhadap para direksi LPI yang terbiasa dengan penyertaan modal negara (PMN) terkait rencana untuk meraih kepercayaan investor global dan tahapan-tahapan pencapaiannya.
