Wakil Ketua MUI Anwar Abbas Diseret Densus 88, Usai Terbukti Terlibat Aksi Terorisme? Cek Faktanya

20 November 2021, 10:30 WIB
Profil Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). /Tangkapan layar Youtube.com/ Realita Tv

Pedoman Tangerang - Wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dikabarkan terlibat aksi terorisme yang melibat Farid Okbah.

Dalam kabar yang sama diinformasikan Anwar Abbas Akhirnya diseret Tim Densus 88.

Kabar tersebut beredar setelah kanal YouTube Pakde TV mengunggah video dengan judul ‘Berita Terkini- Terbukti Hanya Jadi Sarang Teroris, Satu Lagi Tokoh Penting MUI Diseret Aparat!!! Yang ditayangkan pada 18 November 2021.

Di gambar thumbnail video tersebut terlihat sosok Anwar Abbas diduga sedang diinterogasi oleh pihak kepolisian.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Dipindah ke Sel Bawah Tanah, Kini Nasibnya Makin Tak Tertolong? Cek Faktanya

HOAX Anwar Abbas Ditangkap Densus 88 Karena Terlibat Aksi Terorisme tangkapan layar Youtube

Adapun sejumlah narasi yang dibagikan sebagai berikut:

‘BREAKING NEWS!!!’

‘TERLIBAT AKSI TERORISME!’

‘ANWAR ABBAS AKHIRNYA DISERET DENSUS 88’. Tulis narasi kanal YouTube Pakde TV.

Namun setelah ditelusuri, klaim yang mengatakan bahwa Anwar Abbas telah diseret oleh pihak Densus 88 karena terlibat aksi terorisme.

Di dalam video yang diunggah kanal YouTube Pakde TV berisi pernyataan dari Anwar Abbas soal anggota MUI yang ditangkap oleh Densus 88 karena diduga terlibat dalam jaringan terorisme.

Dalam video tersebut juga membahas mengenai tanggapan Anwar Abbas terkait ramainya tagar bubarkan MUI usai salah satu anggota diciduk oleh Densus 88 karena diduga terlibat aksi terorisme.

Baca Juga: Kabar Buruk Untuk Masyarakat Mau Tak Mau Harus Terima Lapang Dada dengan Keputusan Pemerintah Ini, Apa Itu?

Namun tidak ada informasi resmi dan valid yang menyebut bahwa Anwar Abbas ikut diseret Densus 88 karena terlibat aksi terorisme.

Berdasarkan analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klaim yang beredar adalah tidak benar atau hoaks.

Video tersebut termasuk ke dalam jenis fabricated content, di mana seratus persen isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler