Network
Pedoman Tangerang - Aksi protes para demonstran yang terus berkelanjutan, membuat keadaan Kazakhstan semakin mencekam.
Sebelumnya presiden Kassym-Jomart Tokaye sempat mengklaim bahwa situasi di negaranya telah terkontrol pada, Jumat 7 Januari 2021.
Namun dihari yang sama puluhan orang tewas akibat kerusuhan tersebut.
Melansir AlJazeera, Presiden Kazakhstan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Jumat, Kassym-Jomart Tokayev memperingatkan bahwa para demonstran akan "dihancurkan" sebagai bagian dari operasi "kontrateroris" yang kuat.
Baca Juga: Korea Utara Dilanda Badai Krisis, Harga Minyak Goreng Mencapai Rp718 Ribu Per Liter
Dalam hampir seminggu protes, puluhan orang tewas, termasuk warga dan polisi.
Krisis dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menandai kekerasan terburuk yang pernah dialami Kazakhstan sejak memperoleh kemerdekaan tiga dekade lalu.
Kementerian dalam negeri mengatakan bahwa 26 "penjahat bersenjata" telah "dilikuidasi" dan lebih dari 3.000 ditahan sejak akhir pekan lalu, sementara 18 anggota polisi dan penjaga nasional juga tewas.
Tembakan terdengar pada Jumat pagi di dekat alun-alun di kota terbesar, Almaty, di mana pasukan dan pengunjuk rasa bertempur pada hari-hari sebelumnya.
