Teks Khutbah Jum’at Ramadhan: Makna Nuzulul Qur'an

- 7 April 2023, 06:00 WIB
Teks Khutbah Jum’at Ramadhan: Makna Nuzulul Qur'an
Teks Khutbah Jum’at Ramadhan: Makna Nuzulul Qur'an /

Pedoman Tangerang – Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam melaksanakan sholat jumat.

Khutbah Jumat sendiri menjadikan pembeda dengan sholat fardhu lainnya.

Penyampaian bacaan khutbah Jumat oleh Khatib memiliki dua bagian yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua disertai doa yang dipisahkan dengan duduk.

Pada bulan Ramadhan terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Nuzulul Quran.

Nuzulul Quran merupakan peringatan turunnya Al Quran yang diyakini jatuh pada 17 Ramadhan sebagai permulaan.

Baca Juga: Teks Kultum Singkat Ramadhan Dengan Tema Zakat Fitrah Jembatan Menuju Surga

Oleh karena itu, akan menarik jika topik Nuzulul Quran disampaikan dalam ceramah singkat, termasuk khutbah Jumat di bulan Ramadhan 2023 ini.

Berikut teks khutbah Jum’at Ramadhan, makna Nuzulul Qur'an

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ

 أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدابن عبد الله وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُون

Hadirin jama’ah jum’ah yang mulia, Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada Anda semua, mari kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-laranga—Nya.

Baca Juga: Teks Kultum Singkat Bulan Ramadhan dengan Tema Puasa Sebagai Bentuk Ketaatan

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang senantiasa memberikan inayah dan hidayah kepada kita semua, sehingga masih diperkenankan untuk melaksanakan ibadah wajib ini. Shalawat dan salam semoga terus mengalir kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad saw, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang mulia.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Setiap Ramadhan kaum Muslim biasa menyelenggarakan peringatan Nuzulul Quran. Berbagai acara dilakukan untuk mengingatkan kembali kepada pentingnya Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia akhir zaman.

Peristiwa Nuzulul Quran adalah peristiwa dahsyat. Mengapa? Perhatikan firman Allah SWT:

لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Andai Al-Qur’an ini Kami turunkan di atas gunung, kamu (Muhammad) pasti menyaksikan gunung itu tunduk dan pecah berkeping-keping karena takut kepada Allah. Perumpamaan itu kami buat untuk manusia agar mereka mau berpikir (TQS al-Hasyr [59]: 21).

Baca Juga: Teks Kultum Ramadhan Singkat Dengan Tema Sholat Sebagai Tiang Agama

Imam ath-Thabari menafsirkan ayat ini dengan menyatakan: Allah Yang Maha Agung berfirman, “Andai Kami menurunkan Al-Qur’an kepada sebuah gunung, sementara gunung itu berupa sekumpulan bebatuan, pasti engkau akan melihat, wahai Muhammad, gunung itu sangat takut.” Allah mengatakan, “Gunung itu tunduk dan terpecah-belah karena begitu takutnya kepada Allah meskipun gunung itu (bebatuan) amat keras.” Tidak lain karena gunung tersebut sangat khawatir tidak sanggup menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan atas dirinya, yakni mengagungkan Al-Qur’an (Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an, 23/300).

Adapun Imam al-Baidhawi menafsirkan ayat ini dengan menyatakan, “Andai Kami (Allah SWT) menciptakan akal dan perasaan pada gunung, sebagaimana yang telah Kami ciptakan pada diri manusia, kemudian Kami menurunkan Al-Qur’an di atasnya, dengan konsekuensi pahala dan siksa, sungguh gunung itu akan tunduk, patuh dan hancur berkeping-keping karena takut kepada Allah SWT. Ayat ini merupakan gambaran betapa besarnya kehebatan dan pengaruh Al-Qur’an.” (Al-Baidhawi, Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil, 3/479).

Karena itulah, menurut Abu Hayan al-Andalusi, ayat ini merupakan celaan kepada manusia yang keras hati dan perasaannya tidak terpengaruh sedikit pun oleh Al-Qur’an. Padahal jika gunung yang tegak dan kokoh saja pasti tunduk dan patuh pada Al-Qur’an, sejatinya manusia lebih layak untuk tunduk dan patuh pada Al-Qur’an (Abu Hayan al-Andalusi, Bahr al-Muhîth, 8/251).

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at Ramadhan: Manfaat Dan Keutamaan Sholat Tarawih

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Apa yang dinyatakan oleh Abu Hayan al-Andalusi ini justru banyak terjadi saat ini. Banyak manusia tidak tunduk dan patuh pada Al-Qur’an. Banyak manusia yang bahkan tidak bergetar saat Al-Qur’an dibacakan. Boleh jadi hal itu karena banyak hati manusia yang sudah mengeras. Bahkan lebih keras dari batu.

Tak sedikit pun terpengaruh oleh bacaan Al-Qur’an. Apalagi tergerak untuk mengamalkan isinya dan menerapkan hukum-hukumya.

Padahal setiap tahun Nuzulul Quran diperingati. Bahkan setiap hari mungkin Al-Qur’an sering dibaca atau diperdengarkan.

Baca Juga: Teks Kultum Singkat Dengan Tema 5 Amalan Baik di Bulan Ramadhan

Jika demikian keadaannya, Allah SWT sungguh telah mengingatkan kita:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Tidakkah mereka memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka telah terkunci? (TQS Muhammad [47]: 24).

Artinya, menurut Imam as-Samaqandi, “Apakah mereka tidak mendengarkan Al-Qur’an; tidak mengambil pelajaran dari Al-Qur’an; dan tidak memikirkan apa yang telah Allah SWT turunkan dalam Al-Qur’an berupa janji dan ancamannya serta banyaknya keajaiban di dalamnya sehingga dengan itu mereka paham bahwa Al-Qur’an benar-benar dari sisi Allah? Ataukah kalbu-kalbu mereka telah tertutup?” (As-Samarqandi, Bahr al-’Ulum, 4/156).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Al-Qur’an sejatinya Allah SWT turunkan agar menjadi rahmat bagi manusia (Lihat: QS Fushilat [41]: 2-3). Dan itu hanya bisa terwujud jika seruan-seruannya dipenuhi oleh manusia. Allah janjikan keberkahan.

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati. Karena itu ikutilah kitab tersebut dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat (TQS al-An‘am [6]: 155).

Baca Juga: Teks Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit Dengan Tema Infaq dan Sedekah Sebagai Penghapus Dosa

Semoga kita dapat mengamalkan Al-Qur'an sesuai dengan yang Allah perintahkan, amin amin ya rabbal’alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SWT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Baca Juga: Teks Kultum yang Singkat Dengan Tema 3 Keutamaan Bulan Ramadhan

Ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya.

Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

Baca Juga: Teks Kultum Ramadhan Singkat Dengan Tema Dahsyatnya Dzikir Kepada Allah

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Demikian teks Khutbah jumat Ramadhan, makna Nuzulul Qur'an.***

 

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah