Pedoman Tangerang - Bagi beberapa kalangan masyarakat Indonesia, bulan Muharram atau Syuro dalam penyebutan Jawa merupakan bulan yang keramat.
Sebagian masyarakat meyakini jika bulan Muharram atau Syuro dikaitkan dengan hal-hal mistis dan kesialan.
Tanggal-tanggal tertentu pada bulan Muharram atau Syuro ditandai agar tidak menggelar acara besar, khususnya oleh masyarakat kalangan Jawa.
Baca Juga: Aktivis Greenpeace Blokade Kapal Tanker Pertamina Karena Membawa Minyak dari Rusia
Hingga, sampai kemistisan pada bulan Muharram atau Syuro dipercaya ada yang tidak boleh bepergian jauh, sebab dikhawatirkan mendapat sial.
Lalu bagaimana menurut ulama soal bulan Muharram atau Syuro adalah bulan keramat dan sial?
Berikut ini jawaban salah satu ulama, Buya Yahya terkait pengeramatan dan sebutan sial pada bulan Muharram atau Syuro.
Buya Yahya mengungkapkan apabila dalam Islam, tidak ada hari jelek selain ketika hari dilalui dengan maksiat.
“Semua hari adalah baik. Hari jelek hanya ada satu, ketika manusia melanggar perintah dan larangan Allah. Bulan Suro merupakan bulan yang penuh rahmat bukan keramat,” ujarnya. Dikutip Pedoman Tangerang dari kanal YouTube Al-Bahjah TV.