Network
Pedoman Tangerang – Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PBNU Mahbub Maafi mengatakan jelang bulan suci Ramadhan masyarakat Indonesia memiliki beragam tradisi yang hakikatnya baik perlu dilestarikan.
“Sebenarnya itu tradisi yah, tradisi penghormatan pada bulan Ramadhan. Sebetulnya tidak ada masalah, hanya itu tradisi saja. Maka dikatakan kita tidak usah menyelisihi atau keluar dari tradisi yang biasa dilakukan orang yang sepanjang itu bukan sesuatu yang diharamkan.” Ujar Mahbub Maafi.
Secara hakikat, tradisi ziarah kubur sangat baik yakni mendoakan seseorang, keluarga, atau kerabat yang telah meninggal. Juga menjadi pengingat akan hadirnya kematian.
Baca Juga: Sinopsis dan Link Trailer Episode 7 Film Series ‘17 Selamanya’, Dawai Mulai Menjauhi Putra
“Orang berziarah kubur itu tidak ada masalah, dimana dia ingat dalam kerangka untuk mengingat kematian, berdzikir ingat Allah itu bukan hal yang salah. Karena prinsip dasarnya kita tidak usah menentang suatu tradisi sepanjang tradisi itu bukan yang diharamkan.” Imbuhnya. Dikutip tim Pedoman Tangerang dari Antara.
Selanjutnya Ustadz Mahbub menuturkan bahwa tradisi semacam ini harus tetap dilestarikan karena pada dasarnya mengandung pesan kebaikan; saling menghargai, saling merasakan, dan saling membantu.
Namun yang perlu digaris bawahi, tradisi yang baik tersebut bisa saja tidak boleh dilakukan apabila di dalamnya mengandung kerusakan atau beresiko merusak ibadah lainnya.
“Contohnya apabila ketika seseorang datang ke makam hanya untuk praktek pesugihan dengan membongkar makan untuk diambil tali kafannya, itu sangat diharamkan.” imbuhnya.
Demikian informasi mengenai tradisi ziarah kubur. Semoga bermanfaat.***
