Kisah Hikmah: Fenomena Gerhana dan Wafatnya Ibrahim Putra Rasulallah

26 Mei 2021, 22:15 WIB
Fenomena Gerhana Bulan Total Super Blood Moon yang terjadi pada Rabu, 26 Mei 2021. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan fenomena Gerhana Bulan Total ini akan sangat spesial karena beriringan dengan terjadinya Perige yakni ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi. /Pikiran Rakyat/Ade Mamad/

Pedoman Tangerang –  Ketika fenomena gerhana terjadi, tidak sedikit beberapa orang  yang masih meyakini hal-hal mistik dan superanatural menghubungkan gejala gerhana dengan ramalan masa depan dan musibah.

Dalam agama Islam, keyakinan seperti ini ditolak. Gerhana bulan tidak dapat menjadi penyebab bagi kehidupan atau kematian manusia karena kuasa tersebut hanya berada di tangan Allah.

Contohnya pada kisah kematian Ibrahim bin Muhammad Saw yaitu putra Rasulallah Saw yang amat dicintainya.

Baca Juga: Mari Merapat! Pantai Tanjung Pasir Dijadikan Tempat Balai BMKG Untuk Memantau Gerhana Bulan

Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Ibrahim lahir pada bulan Dzulhijjah tahun 8 Hijriyah. namun saat masih balita Ibrahim jatuh sakit yang menyebabkan kematiannya.

 Wafatnya sang Putra membuat Rasulullah Saw dan istrinya Mariyah Al-Qibtiyah terpukul, dengan penuh kesedihan Rasulullah Saw bersabda, “Ibrahim, kami tak dapat menolongmu dari kehendak Allah SWT.”

Wafat Ibrahim bertepatan dengan terjadinya Gerhana Matahari yang dapat disaksikan di Jazirah Arab.

Baca Juga: Gerhana Bulan Total akan Terjadi, Muhammadiyah Himbau Mayarakat untuk Shalat Gerhana

Banyak orang menganggap kejadian gerhana matahari merupakan penyebab dari kematian putra Rasulallah tersebut, dan sebagian dari mereka membantahnya dengan menganggap bahwa kematian putra Rasulallah itulah yang kemudian memunculkan gerhana matahari.

Beredarnya mitos-mitos tersebut dengan tegas dibantah oleh Nabi Muhammad dengan mengatakan bahwa kematian dan kehidupan tidak diatur oleh matahari dan gerhananya.

Lalu Rasulallah bersabda:

“Matahari dan bulan adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan sesorang. Maka bila melihat gerhana maka berzikirlah kepada Allah dengan mengerjakan Shalat,”(HR. Bukhari-Muslim).

Baca Juga: Panduan dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan Saat Pandemi

Dari sini terlihat Rasulallah berusaha untuk mengikis semua mitos dan tahayul-tahayul yang beredar di masyarakat dan kerap dibuat oleh orang-orang sesat.

Rasulallah ingin mengajarkan pada kita bahwa kekuasaan Allah melebihi kekuasaan alam, sehingga ketika melihat fenomena alam maka dekatkan diri kita pada Allah serta memohon perlindungan padanya.***

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Muhammadiyah.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler