DPR Minta TNI Waspadai Modus Kapal Perang Cina yang Terobos Perairan Indonesia

- 11 Mei 2021, 20:01 WIB
Penampakan kapal Da Yang Hao yang terdeteksi di Posal Sangiang Banten. Kapal China semakin sering terlihat di perairan Indonesia, bahkan menerobos hingga ke Selat Sunda yang jauh dari Laut Natuna Utara.
Penampakan kapal Da Yang Hao yang terdeteksi di Posal Sangiang Banten. Kapal China semakin sering terlihat di perairan Indonesia, bahkan menerobos hingga ke Selat Sunda yang jauh dari Laut Natuna Utara. /Tangkap layar youtube.com/KOARMADA 1/

Pedoman Tangerang - Anggota Komisi Pertahanan (Komisi I) DPR RI, Sukamta, mewakili nama rakyat Indonesia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Cina dalam penanganan tenggelamnya KRI Nanggala 402.

"Terima kasih kepada pemerintah Cina atas bantuan dalam musibah tenggelamnya KRI Nanggala 402," ucapnya melalui keterangan tertulis, Selasa, 11 Mei 2021.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mengingatkan Kementerian Pertahanan, TNI, Badan Intelijen Strategis (BAIS) serta stakeholder terkait pertahanan untuk mewaspadai tujuan di balik kapal-kapal perang Cina yang menerobos perairan Indonesia beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: PKS: Laknatullah Atas Israel yang Serang Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa

Menurutnya, beberapa kejadian yang ada selama ini berkaitan erat dengan keamanan dan data laut Indonesia sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan dalam situasi apapun.

"Beberapa kali kita menemukan sea glider yang di duga milik Cina tanpa izin diduga sedang mengumpulkan data laut Indonesia. Ini hanya beberapa yang ketahuan yang tidak ketahuan bisa jadi lebih banyak," kata Sukamta.

Legislator asal Yogyakarta ini menambahkan, setiap pergerakan militer asing harus diwaspadai, termasuk ketika operasi kemanusiaan dan bantuan Angkatan Laut Cina kepada Indonesia dalam penanganan KRI Nanggala-402.

Baca Juga: Resmi! PBNU Putuskan Idulfitri 1442 H Jatuh pada Kamis 13 Mei 2021

"Dua kapal yaitu Xing Dao-863 dan Ocean Tug Nantuo-185 merupakan kapal penyelamat dan pengangkat kapal sehingga tepat ketika membantu pengangkatan Nanggala 402. Namun, kapal Scientific Salvage Tan Suo 2 merupakan kapal penelitian ilmiah yang beroperasi di bawah Institut Sains dan Teknik Laut Dalam dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina patut diwaspadai," papar Sukamta.

"Kapal ini bisa menjalankan tugas ganda yaitu membantu pengangkatan Nanggala 402 sekaligus mengumpulkan data tentang laut Indonesia," ujarnya menambahkan.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta.

Sukamta juga menyoroti adanya latihan kapal perang bersama antara TNI Angkatan Laut Indonesia dengan angkatan Laut Cina. Latihan bersama memang hal penting untuk saling memahami dan komunikasi antar negara.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Proaktif Awasi Perusahaan yang Belum Bayar THR

Namun, Sukamta mewanti-wanti apakah latihan kapal perang ini akan memberikan pemahaman ketika kelak masing-masing pihak bertugas menjaga perbatasan wilayah laut negara, atau latihan ini membuka peluang pengumpulan data-data tentang laut dan kekuatan alutsista Angkatan Laut Indonesia.

Selain itu, beberapa pekan terakhir kapal-kapal perang Cina berdatangan ke Indonesia di tengah memanasnya hubungan Cina dengan Amerika Serikat dan sekutunya tentu memiliki maksud politik. Ia menduga bahwa kapal Australia sengaja meninggalkan KRI Nanggala 402 lebih awal karena tidak ingin berkonfrontasi langsung atau diketahui data-data kapal perang yang Australia gunakan.

"Aktivitas kapal perang China di wilayah Indonesia tentu memberikan kesan dunia internasional tentang posisi Indonesia. Indonesia harus bersikap bebas aktif, jangan sampai terseret dalam konflik AS dengan China," terangnya.

Baca Juga: Joe Biden Berlakukan Kembali Perlindungan Terhadap Kaum LGBT

Sukamta pun mendesak pemerintah dan TNI untuk memastikan keamanan data laut Indonesia dan tidak turut terperangkap dalam konflik di Laut Cina Selatan.

Sebagai informasi, kapal yang digunakan oleh Angkatan Laut Cina dalam latihan bersama dengan TNI AL adalah kapal perang Liuzhou 573 (FFGHM) dan Suqian 504 (FSGHM).

Kapal ini merupakan jenis kapal untuk patroli laut dan seringkali ditemukan melanggar batas di Laut Natuna. Selain itu, beberapa waktu yang lalu berlangsung latihan gabungan antara AS, Jepang, India, dan Australia di Samudra Hindia.***

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x