Gara-gara Hitler Melakukan Ini, Nazi Jerman Kalah Perang Lawan Sekutu...

- 16 Juli 2022, 11:00 WIB
Pemimpin Nazi dan terkenal sebagai Diktator Jerman, Adolf Hitler (dok/About Holocaust)
Pemimpin Nazi dan terkenal sebagai Diktator Jerman, Adolf Hitler (dok/About Holocaust) /Riadi/

Pedoman Tangerang - Pada paruh abad ke-20, Jerman dibawah pengaruh Nazi merupakan kekuatan yang hampir mustahil untuk dikalahkan.

Selusin Ibu kota di Eropa telah sukses diduduki Hitler, baik Paris di Perancis hingga Warsawa di Polandia.

Kekuatan Wehrmacht dan Luftwaffe hampir membuat Eropa kocar kacir. Belum lagi dengan siluman kapal selam di Atlantik yang menteror kapal-kapal komersil dan militer milik sekutu.

Namun semua kegemilangan selama 3 tahun berperang hancur hanya karena Hitler melakukan hal ini.

Baca Juga: Primbon Harian 16 Juli: Waduh Anda Harus Waspada...

Apa itu?

Jawabannya adalah Tidur. Ya Tidur. 

Pada masa itu, tentara sekutu diam-diam tengah memperkuat diri dan berusaha untuk merebut kembali Eropa.

Tentara Sekutu dipimpin oleh Marskal Montgomery, Marskal Eisenhower dan Jenderal de Gaulle hendak melakukan ekspansi di wilayah pantai Normandia, Prancis untuk memasuki daratan Eropa.

Pendaratan dari daratan Inggris ke daratan Eropa besar itu dikenal sebagai D-Day.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Perang Patriotik Raya

Kala itu, 6 Juni 1944, terjadi invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan hampir 3 juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Britania Raya ke Prancis yang diduduki oleh tentara Nazi Jerman.

Seperti dikutip dari situs The West Australian, saat tentara Sekutu mulai mendarat di pantai Normandia dan bergerak maju mengekspansi wilayah sekitar pantai. Saat itu Hitler tengah nyenyak tidur.

Hitler belakangan terkena insomnia yang membuatnya sulit istirahat, ketika ia tertidur, tak ada yang berani membangunkannya.

Seperti yang diketahui, tentara Jerman pada masa akhir kejayaannya dikekang oleh Hitler.

Baca Juga: Acara Tahlilan Ambyar Gara-gara Pria Mabuk Naik Motor Nyelonong: Makanan Terlindas Semua

Semua keputusan penting bahkan remeh harus dalam komando dan sepengetahuan Hitler.

Karena itu ketika pasukan Sekutu menyerang, tentara pusat tak bisa memberi instruksi untuk menyuplai tentara bantuan untuk menghalangi invasi.

Keputusan orang dekat Hitler tak membangunkan pemimpinnya mungkin memiliki pengaruh besar pada sejarah abad ke-20.

Sebab, meski kekuatan luar biasa dari gabungan pasukan Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat Hitler dan tentaranya masih sulit untuk dikalahkan, karena itu tertidurnya Hitler adalah pintu kemenangan bagi sekutu.

Baca Juga: Syekh Siti Jenar, Wali Allah Yang Berasal dari Seekor Cacing?

Bagi Sekutu, jika pendaratan di Normandia gagal maka perjuangan sama sekali tak berarti.

Karena itu Marskal Montgomery mewanti-wanti pasukannya bahwa D-Day harus dan wajib sukses dengan sempurna.

Jika para serdadunya dipukul mundur ke lautan, saat mereka menyebut pantai-pantai Normandia, maka Hitler dan Nazi pasti  makin tak terkalahkan.

Baca Juga: Sebut Kapitan Pattimura Ahmad Lussy, Ustad Adi Hidayat Ambil dari Buku Ini

Sebenarnya peluang Jerman untuk menghadang invasi sekutu di Normandia pada 6 Juni 1944 sangat besar peluangnya.

Bayangkan saja, Jerman sudah menyiapkan pasukan kuat, tank-tank dalam posisi siap dan siaga menghadapi serangan mendadak dari pihak Sekutu sepanjang garis pantai.

Armada udara, Luftwaffe, telah menyiagakan pesawat dan pasokan untuk merespons secara maksimum jika sekutu benar-benar menginvasi Eropa.

Baca Juga: Memori 2 Agustus: Saddam Hussein Perintahkan Pasukan Irak Invasi Kuwait

Namun sayangnya, tertidurnya Hitler dan kebingungan penting Wehrmacht dan SS menjadi kunci kegagalan sejarah Nazi dan keruntuhan Jerman di Perang Dunia kedua.

Sebenarnya, Adolf Hitler dengan penuh semangat telah menyiapkan pasukan paling elit untuk menghadapi invasi.

Masalahnya, diktator itu dikenal punya temperamen yang meledak-ledak.

Jadi, ketika laporan pertama tentang pendaratan Sekutu diterima pihak Jerman lewat pesan radio pada pukul 04.00, ia sedang tidur.

Baca Juga: Sejarah Singkat Kebangkitan, Kejatuhan Presiden Sri Lanka, Negara yang Kini Alami Kebangkrutan

Karena tak ada yang berani membangunkannya maka Jerman tak melakukan upaya pencegahan kecuali serangan kecil.

Di samping itu, cuaca di atas Normandia kala itu diperkirakan bakal buruk. Pihak Jerman mengira, laporan itu adalah strategi pengalihan musuh. Hanya tipuan. Mereka percaya, serangan sesungguhnya akan datang di area utara sekitar Calais.

Berdasarkan hitung-hitungan kekuatan, harusnya pasukan dan tank Jerman bisa meredam serangan Sekutu dalam hitungan menit.

Tapi mereka malah duduk dan menunggu instruksi Hitler yang saat itu terlelap tidur.

Sebanyak 10 ribu tentara Jerman yang berlindung di pos penjagaan dari beton (pillboxes) dan parit di perbatasan harus menghadapi 175.000 pasukan Sekutu yang datang dari arah pantai.

Hanya satu orang, jenderal tua yang disepelekan bernama Marsekal Lapangan Rundstedt berani mengambil inisiatif.

Dengan melampaui wewenangnya, pada pukul 07.00, ia memerintahkan dua divisi tank cadangan secepatnya menuju Caen, menghadang pasukan sekutu.

Lalu ia mengontak pusat komando. Jawabannya. "Tidak, Anda tak boleh mengerahkan tank. Anda harus menunggu komando dari Hitler," demikian laporan pusat komando.

Saat Hitler akhirnya merasa perlu mengambil tindakan, pada pukul 16.00, ia menyetujui pengerahan pasukan ke Caen.

Namun, terlambat. Perintahnya untuk menggerakkan tank datang setelah pasukan Inggris, AS, Kanada, dan pasukan tentara pembebasan Prancis telah mengatur diri pasca-kekacauan yang terjadi di pantai.

Pendaratan sebenarnya tidak begitu mulus.

Tentara Sekutu sempat mis komunikasi ketika mereka mendarat di pantai sehingga menjadi sasaran empuk pasukan Jerman.

Namun dalam hitungan jam pihak sekutu berhasil memobilisasi diri.

Perlengkapan Sekutu seperti tank, persenjataan berat, dan amunisi telah ditempatkan di di sekitar Selat Inggris.

Uniknya, saat pertama kali mendarat dan mengetahui tentaranya kocar kacir, Marskal Eisenhower sudah tertunduk lesu dan mengatakan bahwa mereka sudah kalah.

Namun ajaibnya, karena lambannya pasukan bantuan Jerman, tentara sekutu sukses mengorganisir pasukan dan mulai bergerak sesuai rencana.

Otomatis surat Jenderal Eisenhower yang berisi permintaan maaf kepada Presiden Roosevelt karena gagal di medan perang tak jadi dikirim.

Dalam waktu singkat, tentara sekutu berhasil menguasai Prancis, Belanda, dan membebaskan Belgia dari tangan Hitler.

Seandainya Hitler lebih percaya pada Jenderal-jenderalnya dan tidak tertidur ketika peristiwa darurat itu terjadi, mungkin catatan sejarah akan berubah.***

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x