Network
Pedoman Tangerang - Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November selain menjadi momen selebrasi, juga patut kita jadikan sebagai momen refleksi mengenai kualitas guru.
Menurut Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute, Nisaaul Muthiah, kualitas guru adalah fondasi paling penting dari kualitas pendidikan.
“Studi menunjukkan bahwa kualitas guru memiliki pengaruh yang lebih kuat pada prestasi anak, dibandingkan dengan faktor lain, seperti fasilitas dan kurikulum sekolah. Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih pada upaya perbaikan kualitas guru, baik itu dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi, maupun pemangku kepentingan lain,” papar Nisa.
Baca Juga: Posting Foto Jokowi Pakai Sorban, Netizen: Mencerminkan Sosok Kadrun
Menurut Nisa, jika kita melihat kondisi kualitas guru saat ini, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah masih banyaknya guru yang merasa belum menguasai materi yang mereka ajarkan.
Studi Research on Improving Education Systems (RISE) menunjukkan bahwa dari 360 guru yang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), hanya 12,43 persen guru yang menganggap dirinya menguasai materi literasi dan 21,27 persen yang menganggap dirinya menguasai pengajaran matematika.
“Permasalahan penguasaan materi oleh guru perlu menjadi perhatian kita bersama. Terlebih lagi, hingga saat ini, penguasaan literasi dan matematika menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan menurut Programme for International Student Assessment (PISA). Perbaikan dapat dimulai dengan memperbaiki kurikulum dan rekrutmen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), serta Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG saat ini masih belum memadai dan berbeda dengan realita di kelas,” ujar Nisa.
Baca Juga: Habib Bahar Disamakan dengan Jenderal Sudirman, Ferdinand: Jangan Rendahkan Pahlawan Kami
Lebih lanjut, Nisa juga meyinggung mengenai pentingnya dukungan pengembangan karir bagi guru muda, perbaikan jenjang karir dan peningkatan insentif bagi guru honorer, serta perlindungan bagi guru dari segala bentuk diskriminasi, termasuk kekerasan seksual.
