Haedar Nashir: Jangan Percaya Isu Konspirasi Covid-19

- 8 Juli 2021, 20:09 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir curiga ada upaya adu domba dalam bom makasar
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir curiga ada upaya adu domba dalam bom makasar /Foto: Instagram @haedarnashirofficial/

Pedoman Tangerang - Isu konspirasi memang menjadi trend di kalangan masyarakat.

Isi konspirasi virus Covid-19 juga mulai bertebaran sehingga masyarakat banyak yang dibuat bingung.

Salah satunya adalah hoaks yang beredar di masyarakat dan dipopulerkan oleh selebriti tanah air adalah anggapan bahwa wabah Covid-19 adalah konspirasi antara WHO dan Tiongkok.

Anggapan-anggapan ini membuat kepercayaan dan partisipasi masyarakat terhadap program penanggulangan virus yang dilakukan oleh pemerintah menurun.

Baca Juga: PPKM Darurat, Aparat Diminta Gunakan Pendekatan Humanis

Hal ini membuat organisasi keislaman seperti Muhammadiyah mengambil sikap tegas untuk menepis isu-isu dan hoaks yang berkaitan dengan konspirasi virus Covid-19. 

Muhammadiyah tidak meyakini adanya agenda tersembunyi WHO dan siap bergandeng tangan dengan lembaga kemanusiaan manapun guna mempercepat penanganan wabah.

Sikap ini ditegaskan oleh Haedar Nashir selaku ketua umum PP Muhammadiyah yang mengikuti pandangan jamaah yang dinilai benar, bukan pandangan subjektif dan spekulatif seperti isu konspirasi.

Baca Juga: Akibat PPKM Darurat Jumlah Penumpang KRL Menurun Drastis

“Bagi kita di Muhammadiyah menggunakan ijtihad jama’i sebagaimana Majelis Tarjih, tidak mengikuti satu dua pandangan yang berbeda. Kita pakai pandangan umum yang itu menjadi cara kita untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jadi itu kerangka berpikir kita,” terang Haedar dikutip Pedoman Tangerang dari situs resmi Muhammadiyah.

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut menekankan bahwa untuk melihat fenomena pandemi harus menggunakan ilmu pengetahuan bukan prasangka diri sendiri.

Haedar Nashir tak meragukan adanya ikhtilaf (perbedaan pendapat) dikalangan ilmuwan, namun pendapat yang harus diikuti oleh Muhammadiyah adalah pendapat umum yang dipegang oleh para ilmuwan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Akan Berikan Obat Gratis Bagi Pasien Isoman

“Karena jangankan di ilmu sosial yang luas spektrumnya, tapi di ahli-ahli sains yang berbeda saja itu kan satu teori mesti berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain. Di kedokteran juga begitu. Tapi kita pakai pandangan yang mukafarat, pandangan yang jama’i. Itulah yang menjadi patokan kita berpikir yang mungkin oleh sebagian yang tidak cocok tadi kita disebut mengikuti rezim WHO dan lain sebagainya,” kata Haedar.

Haedar Nashir mewanti-wanti pada masyarakat agar lebih kritis dalam melihat isu dan hoaks yang beredar di media sosial.

Haedar meminta agar masyarakat berpatokan pada ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Covid-19 Tembus 30.000, Luhut Minta Jumlah Tabung Oksigen Diperbanyak

"Dalam ilmu itu kan harus ada bukti, harus ada korelasi, harus ada verifikasi, bahkan harus ada falsifikasi. Lakukan itu. Bahkan kalau perlu oleh semua tim di luar, bahkan kalau punya data kuat kan nanti bisa dibawa ke Mahkamah Internasional gitu kan?,” katanya.

“Ini tragedi kemanusiaan yang besar. Jadi kalau ada orang dan pihak yang membikin virus ini dan kemudian berkonspirasi untuk menyebarkan virus ini, saya pikir ini bisa menjadi tragedi internasional yang bisa dibawa ke Mahkamah Internasional. Tetapi kemudian jangan menjadi isu-isu medsos yang tanpa dasar, tanpa bukti dan tanpa kekuatan ilmu,” pungkasnya.***

 

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Muhammadiyah.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah