PLN Segera Bangun SPBU Hidrogen Pertama Di Indonesia

- 22 Januari 2024, 10:00 WIB
PLN Segera Bangun SPBU Hidrogen Pertama Di Indonesia
PLN Segera Bangun SPBU Hidrogen Pertama Di Indonesia /Dok PLN

Selain itu, PLN juga sedang mengembangkan kendaraan listrik berbasis hidrogen. Kendaraan besutan milik Subholding PLN Nusantara Power tersebut akan menggunakan tekanan 150 bar dan akan dipamerkan saat peresmian HRS Senayan.

Darmawan melanjutkan, berdasarkan perhitungan PLN, bahan bakar green hydrogren yang dihasilkan dari sisa operasional pembangkit sangat kompetitif jika dibandingkan dengan BBM.

Perbandingannya, per 1 kilometer (km) mobil BBM membutuhkan biaya Rp1.400, sedangkan mobil listrik Rp370 per km, dan mobil hidrogen hanya Rp350 per km.

“Sehingga, transisi energi ini tidak hanya untuk mengurangi penggunaan energi beremisi tinggi di sektor transportasi, tetapi sekaligus beralih ke energi yang ramah lingkungan, bahkan nol emisi, dan tentu dengan harga yang jauh lebih murah,” jelasnya.

Baca Juga: Siapa Mat Tanjar? Inilah Sosok Guru Silat Pemilik Ilmu Kebal yang Tewas Karena Carok

Darmawan menambahkan, HRS Senayan akan semakin strategis karena di sana juga dibangun charger electric vehicle berbasis hidrogen yang memiliki fungsi sama dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Termasuk juga juga dibangun Hydrogen Center dan Hydrogen Gallery Room sebagai pusat pelatihan dan pendidikan terkait hidrogen di Indonesia.

PLN saat ini, lanjut Darmawan, bisa memproduksi 199 ton green hydrogen. Dari total produksi tersebut, PLN hanya menggunakan 75 ton untuk kebutuhan operasional pembangkit, sementara 124 ton sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Jumlah tersebut dapat digunakan untuk melayani 424 unit cell electric vehicle, sehingga dapat menghemat impor BBM sebesar 1,55 juta liter/tahun dan menurunkan emisi karbon hingga 3,72 juta kg CO2/tahun.

Untuk menjalankan program ini, PLN sendiri telah berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE).

“Dalam perjalanan panjang transisi energi ini, PLN tidak bisa berjalan sendirian, satu- satunya cara untuk tetap maju adalah dengan kolaborasi. Karena apa pun tantangannya, kita harus berjuang agar bumi jadi tempat yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutup Darmawan.

Halaman:

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah