Mantan Pengurus Al Zaytun Ken Setiawan: Panji Gumilang Sugesti Jemaah Agar Melalukan Perampokan

- 29 Juni 2023, 18:30 WIB
 Mantan Pengurus Al Zaytun Ken Setiawan: Panji Gumilang Sugesti Jemaah Agar Melalukan Perampokan.
Mantan Pengurus Al Zaytun Ken Setiawan: Panji Gumilang Sugesti Jemaah Agar Melalukan Perampokan. /Antara/Narda Margaretha Sinambela dan Raisan Al Farisi/

Pedoman Tangerang - Ken Setiawan, mantan pengurus Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat blak-blakan soal apa yang dulu ia lakukan bersama Panji Gumilang.

Ken Setiawan yang ngaku sempat merampok demi membangun Al Zaytun.

Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center dan Pusat Rehabilitasi Korban NII menegaskan itu dalam acara sebuah talk show TV nasional.

Baca Juga: Inilah Sosok Alwi Pelaku Revenge Porn di Pandeglang, yang Kini Dituntut 6 Tahun Penjara

"Perekrutannya mereka menggunakan sugesti-sugesti agama, dan biasanya menggunakan pertemanan dan mereka seperti multilevel marketing, pemahaman yang dia yakini itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi harus disampaikan kepada orang lain," ungkap Ken.

"Satu merekrut lima, lima merekrut sepuluh, sepuluh merekrut 20 puluh, dan ini tidak akan pernah berhenti sebelum mendapatkan pemikiran baru," jelasnya.

Menurutnya, sugesti yang diberikan berdampak besar terhadap jemaah Al Zaytun.

Baca Juga: Inilah Sosok Aktivis yang Usul Semua Ponpes Nyanyikan Lagu Yahudi Seperti Al Zaytun

Bahkan diungkapkannya, dampaknya lebih parah jika dibandingkan dengan narkoba.

"Jadi sakaunya lebih sakau ini daripada narkoba, kalau narkoba nanti direhabilitasi, dikurangi dosisnya (narkoba) dia sembuh, tapi kalau ini merasa paling benar," ungkap Ken.

"Merasa yang lain neraka semua, surganya dia. Yang lain kafir semua, yang beriman hanya dia. Ini kan bahaya sekali," tegasnya.

Terkait perekrutan, Ken menjelaskan tahapannya dimulai dengan berdialog dengan calon korban.

Baca Juga: Viral Sosok Fazil 11 Tahun Belajar di Al Zaytun, Ditanya Rukun Wudhu Gelagapan

Lewat sejumlah sugesti, Panji Gumilang bisa merampok korban tanpa ada pemaksaan.

Sang korban katanya akan dengan sukarela menyerahkan harta bendanya.

"Perekrutan itu tergantung calon korban, dulu itu kita maksimal dua jam saja, kita sudah pastikan orang yang bawa laptop, bawa dompet, bawa elektronik harus pindah tangan tanpa hipnotis, tanpa gendam, murni sebuah dialog, sebuah pengkondisian yang disugesti dengan sugesti agama," ungkap Ken.

"Ada istilah untuk menguasai orang yang bodoh, bungkus yang batil dengan agama. Merampok nggak apa-apa, tapi ini ayatnya, ini dalam kondisi perang, harta musuh bisa dipakai untuk perjuangan. Rampasan perang boleh dipakai untuk perjuangan," paparnya.

"Jadi harta orang lain, termasuk harta orangtua ketika masih belum berbaiat kan kafir juga, boleh dicuri, boleh dimodus-modus, seperti kehilangan barang dan sebagainya. Sebelum kita selamatkan orangtua, katanya, selamatkan dulu hartanya. Ini kan bahaya sekali yang akhgirnya melegalitasi kriminal atas nama agama," tegas Ken.

Dikatakan Ken Seiawan, kelompoknya bisa mendapatkan Rp1 miliar dalam sehari dengan menyamar sebagai asisten rumah tangga.

Mereka tidak hanya mendapatkan uang dengan merampok harta orang yang mereka anggap kafir. Tapi juga dengan mendirikan yayasan yang masih beroperasi untuk yatim piatu dan dhuafa.

"Satu yayasan tersebut bisa mendapatkan sampai Rp10 miliar dalam kurun waktu satu bulan," tukas Ken Setiawan.

Untuk mendapatkan informasi ter-uptodate dari Pedoman Tangerang silahkan klik "Google News".***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah