Jokowi Salahkan Pintu Terkunci Ketimbang Minta Maaf ke Korban Kanjuruhan, Rocky Gerung: Kurang Empati

- 7 Oktober 2022, 13:45 WIB
Presiden Jokowi saat mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Malang.
Presiden Jokowi saat mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Malang. /Foto: Diolah dari Google

Pedoman Tangerang - Pengamat politik Rocky Gerung menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu. Sebab, menurutnya, orang nomor satu di Indonesia itu sama sekali tak memperlihatkan rasa empati kepada 131 nyawa yang menjadi korban saat kerusuhan terjadi.

Buktinya, kata Rocky, hingga saat ini Jokowi belum juga terdengar mengucapkan permohonan maaf. Alih-alih demikian, ia justru mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang terkesan menyalahkan kondisi teknis di Stadion Kanjuruhan.

Pada kunjungannya ke Stadion Kanjuruhan 5 Oktober lalu, Jokowi menyebut pemicu kerusuhan maut itu lantaran pintu stadion yang digembok saat kejadian hingga tangga yang terlampau curam. Akibatnya, penonton sukar untuk menyelamatkan diri.

"Jadi minta maaf dululah baru kita bicara memperbaiki pintu karena rasa empati pada korban kurang diperlihatkan. Bukan sekedar Pak Jokowi, PSSI dan yang lainnya tidak ada semacam pendalaman batin terhadap peristiwa ini," ujar Rocky dalam sebuah video yang tayang di channel Youtube miliknya dikutip Jumat, 7 Oktober 2022.

Rocky Gerung juga menilai pernyataan Jokowi yang seolah-olah menyalahkan kondisi stadion adalah sangat keliru. Pasalnya, peristiwa memilukan itu jelas dipicu oleh tembakan gas air mata yang dilepaskan aparat dalam stadion.

Menurutnya, tembakan gas air mata yang juga diarahkan ke tribun itu jelas membuat siapa pun panik. Wajar jika enonton berhamburan keluar dalam waktu bersamaan yang berbuntut pada penumpukan di depan pintu dan membuat korban jiwa berjatuhan.

"Semuanya bermula karena kepanikan dan datangnya kepanikan karena ada gas air mata kalau parfum yang disemprotkan orang akan gembira-gembira saja,” jelasnya.

Rocky Gerung menganggap, pandangan Jokowi atas tragedi yang menjadi sorotan dunia itu terlalu sempit. Menyalahkan kondisi teknis seperti pintu yang digembok dan tangga yang curam dinilai bukan pernyataan yang bijak untuk seorang presiden.

"Dia tidak bisa melihat problem besarnya karena terpaku pada hal-hal remeh temeh pintu digembok segala macam. Kasus ini yang kemarin Aremania, masyarakat Indonesia marah sampai dunia berduka ini menunjukan bahwa kasusnya bukan sekedar pintu," tegas Rocky.

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x