Klarifikasi UAS Dituduh Ekstremis dan Dideportasi: Patung Ada Jinnya di Rumah, Malaikat Takut Kotor

- 19 Mei 2022, 13:30 WIB
Klarifikasi UAS Dituduh Ekstremis dan Dideportasi: Patung Ada Jinnya di Rumah, Malaikat Takut Kotor.
Klarifikasi UAS Dituduh Ekstremis dan Dideportasi: Patung Ada Jinnya di Rumah, Malaikat Takut Kotor. /youtube.com/@Hai Guys Official/

Pedoman Tangerang - Heboh pencekalan seorang penceramah Indonesia di Singapura.
Kabar tersebut viral di media sosial sebab penceramah ini dianggap ekstremis.

Ustad Abdul Somad (UAS) menjawab tuduhan-tuduhan yang menjadi dasar larangan masuk ke Singapura. UAS dianggap pihak Singapura sebagai sosok ekstremis.

"Tentang masalah-masalah kontroversial yang pernah ditujukan ke saya semuanya sudah diklarifikasi. Tinggal tulis saja di www.youtube.com klarifikasi UAS. Setelah itu tulis masalahnya," kata UAS. Dikutip tim Pedoman Tangerang dari kanal YouTube Refly Harun.

Baca Juga: Dideportasi Tanpa Alasan yang Jelas, UAS: Singapura Negara Kecil, Dikencingi Juga Tenggelam

Soal khotbah tindakan bom bunuh diri, UAS menyatakan ceramah itu dalam konteks perang antara Palestina dengan Israel. UAS menyebut apa yang diucapkannya memiliki dasar.

"Masalah tentang martir bunuh diri. Itu konteks di Palestina ketika tentara Palestina tidak punya alat apa pun untuk membalas serangan Israel dan itu bukan pendapat saya," ujar UAS.

"Saya menjelaskan pendapat ulama, dan konteksnya saya menyampaikan itu di dalam masjid, menjawab pertanyaan jemaah. Masak jemaah tanya, 'Ustaz, masalah di Palestina jangan dijawab. Nanti kalau dijawab saya nggak bisa masuk ke Singapura.' Saya kan intelektual. Saya ini profesor, doktor, dosen," imbuhnya.

Baca Juga: Nah Lho, Tetiba Pendeta Saifuddin Ngaku Jadi Dalang Deportasi UAS dari Singapura

Lalu, soal patung ada jinnya, UAS mengaku berlandaskan pada hadis nabi. Malaikat, sebut UAS, tak akan masuk ke rumah yang terdapat patung.

"Masalah yang kedua, tentang masalah di dalam patung ada jin. Itu hadis nabi, innal malaikata, malaikat, la tadkhulul buyut, tidak masuk ke dalam rumah, fiha tamasil, di dalam rumah itu ada patung," kata UAS.

"Kenapa tidak mau malaikat masuk? Karena malaikat tidak masuk satu majelis dengan jin. Bukan malaikat itu takut. Dia tidak mau kotor. Itulah maka di rumah orang Islam tak boleh ada patung," tambahnya.

Lalu soal Kafir. Ulama asal Riau itu mengatakan kafir adalah istilah dalam agama Islam. Istilah itu tidak tidak mungkin dihilangkan karena sudah ada dan disebut dalam ajaran Islam.

"Tentang masalah kafir. Kafir itu artinya ingkar. Siapa saja yang tidak percaya Nabi Muhammad adalah rasul utusan Allah, maka dia adalah kafir. Dan saya ini kafir. Saya tidak percaya kepada ajakan iblis dan setan, maka saya ini kafir. Kafir itu artinya ingkar. Itu adalah istilah dalam agama, agama kita. Masak kita hilangkan istilah-istilah agama hanya karena tidak mau orang lain tersinggung," ujarnya.

UAS tidak akan berhenti berkhotbah meskipun terjadi peristiwa di Singapura. Dia tak masalah jika dinilai sebagai ekstremis karena apa yang disampaikannya.

"Nanti kalau ada negara melarang orang ceramah yang mengatakan babi haram, khamar haram, nanti bisa aja keluar peraturan, 'Anda tidak boleh', kenapa? Karena mengatakan khamar haram, karena kita suka minum khamar. Anda tidak boleh masuk ke negara kami karena kami homo dan lesbi, Anda menolak itu'," katanya.

"Itu (babi, khamar, LGBT, haram) kan ajaran agama kita. Saya tidak pernah berhenti mengajarkan ajaran itu. Kalau itu dianggap sebagai ekstremis, sebagai segregasi, maka biarlah semua orang mengatakan itu, karena itu bagian dari ajaran agama, saya akan tetap mengajar," tegas UAS menambahkan.

UAS menekankan bahwa dirinya adalah pengajar. Baginya, seorang pengajar tidak boleh bicara sembarangan.

"Dan saya sampai hari ini masih sebagai pengajar. Saya visiting profesor di Universiti Islam Sultan Sharif Ali, masih ada kontrak. Saya mendapat honoris causa dari University Islam Internasional Antar Bangsa Selangor, Malaysia. Dan saya sarjana, saya pendidik, dosen. Saya bukan orang yang ngomong sembarangan," katanya.

Kemendagri Singapura buka suara soal alasan menolak Ustaz Abdul Somad. Kemendagri Singapura mengungkap pandangannya soal sosok UAS.

Pernyataan Kemendagri Singapura itu dirilis melalui situs resminya. Singapura awalnya menjelaskan soal kedatangan UAS di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022.

"Kementerian Dalam Negeri (MHA) memastikan bahwa Ustadz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama," demikian pernyataan Kemendagri Singapura, Selasa 17 Mei 2022.
Kemendagri Singapura kemudian menjelaskan alasan menolak UAS. Khotbah UAS soal bom bunuh diri dalam konteks konflik Israel-Palestina diungkit.

"Somad dikenal sebagai penceramah ekstremis dan mengajarkan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'," tulis Kemendagri Singapura.
Demikianlah informasi mengenai UAS yang dideportasi dari Kemendagri Singapura.***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah