Network
Pedoman Tangerang - Akademisi Roy Murtado menyinggung pegiat media sosial Denny Siregar karena dianggap sering kali membuat ribut di media sosial.
Roy Murtado mempertanyakan mengapa Denny Siregar selalu saja berupaya menyerang siapa pun pihak yang mengkritik Presiden Joko Widodo.
Kritikan keras dari akademisi terhadap Denny Siregar tersebut sontak menuai tanggapan dari warganet.
Salah satunya yakni netizen pengguna Twitter, Maemunah_Azza.
Lewat cuitannya di Twitter, Kamis 18 November 2021, netizen itu bahkan melontarkan sindiran keras terhadap Denny Siregar. Menurutnya, Denny adalah cebong.
“Sebut Denny Siregar Sudah Gagal Dalam Berpikir… Akademisi : Orang Kritik Kebijakan Pemerintah Kok Selalu Dilabelinya Kadrun! Maemunah Azza : DS Itu Cebong,” cuit netizen Maemunah_Azza.
Dalam cuitannya itu, netizen tersebut juga membagikan sebuah link artikel pemberitaan berjudul ‘Roy Murtado Sebut Denny Siregar Sudah Gagal Dalam Berpikir: Orang yang Kritik Kebijakan Pemerintah Kok Selalu Dilabelinya Kadrun!’.
Roy yang juga pengasuh dari Pondok Pesantren Al-Anwar, Bogor itu menilai bahwa kritik terhadap kebijakan pemerintah dan komitmen pada konsensus politik adalah dua hal yang berbeda.
“Generalisasi dengan label “kadrun” yang Ia arahkan pada para pengkritik kebijakan, tak hanya menyasar kelompok islam politik, tapi juga kalangan aktivis pergerakan,” tuturnya.
Dengan sikapnya yang seperti itu, Roy Murtado pun akhirnya mengimbau agar para aktivis tidak perlu dekat dengannya.
“Sudah waktunya para aktivis toleransi, dan kebhinekaan menarik garis batas yang tegas dengan para buzzer pemerintah seperti Denny Siregar,” imbuh Roy.
Baca Juga: Ngerih-ngerih Sedap, Media Asing Soroti Prabowo Buka Jalan Hubungan Normalisasi dengan Israel
“Karena distorsi atas nilai-nilai keragaman yang mereka lakukan telah merusak agenda jangka panjang hubungan antar agama di Indonesia,” tambahnya.
Diakhir Roy katakan Denny Siregar sudah gagal berpikir lantaran menyebut siapapun yang mengkritik kebijakan pemerintah masuk dalam golongan orang-orang yang ia istilahkan kadrun.
“Karena itu, Ia selalu memberi label ‘kadrun’ pada siapapun yang kritis pada kebijakan negara,” ujarnya.***
