Varian Baru Covid-19 di Kudus Jateng Muncul, Prof Tjandra Yoga Sebut Efektifitas Vaksin Bisa Turun

- 17 Juni 2021, 02:14 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama Sebut Efektifitas Vaksin Akan Turun Dengan Hadirnya Varian Baru di Kudus
Prof Tjandra Yoga Aditama Sebut Efektifitas Vaksin Akan Turun Dengan Hadirnya Varian Baru di Kudus /Rahman Sugidiyanto

Pedoman Tangerang – Ditemukannya varian baru Covid-19 di Kudus Jawa Tengah membuat Prof Tjandra Yoga Aditama selaku Pakar Penyakit Paru Tanah Air dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkat suara.

Menurutnya varian di Kudus tersebut merupakan varian Delta yang bersumber dari India.

“Sehubungan dengan berita kemarin  bahwa sudah ada kasus di Kudus dll. ternyata adalah varian Delta (B.1.617.2 yang bermula dari India).”ujar Tjandra dalam webinar "Optimalisasi Vaksin Covid-19 di Indonesia" yang diadakan PPK Kosgoro 1957 di Jakarta Rabu, 16 Juni 2021.

Selanjutnya pria yang juga Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi ini memaparkan terdapat beberapa hal yang bersumber dari Otoritas Kesehatan Inggris guna antisipasi penyebaran varian baru tersebut.

Baca Juga: Covid-19 Meledak, Puan Ajak Masyarakat Aktif Atasi Pandemi

“Di Inggris sudah ada 42.323 kasus varian Delta, naik 70% dari minggu sebelumnya, atau naik 29.892 kasus hanya dalam waktu satu minggu saja, peningkatan yang amat besar,” paparnya.

Ia pun berani memprediksi akan terjadi hal yang memberatkan pemerintah bila sampai kejadian di Inggris itu menimpa pula di negara kita.

“Data terakhir Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 90% kasus baru COVID-19 di negara itu kini adalah varian Delta ini, menggantikan varian Alfa (B.1.1.7) yang semua dominan di Inggris. Kalau pola ini juga akan terjadi di negara kita maka tentu bebannya akan berat jadinya,” imbuhnya.

Selain itu ia juga memohon kepada pihak terkait agar segera mencatat perkembangan yang terjadi di Kudus tersebut karena varian Delta ini lebih mudah menular.

“Varian Delta di Inggris ternyata 60% lebih mudah menular daripada varian Alfa. Waktu penggandaannya (“doubling time”) berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari. Akan baik kalau juga ada data tentang berapa besar (“doubling time”) dari varian Delta yang kini ada di negara kita, termasuk tentunya laporan terakhir dari Kudus ini,” paparnya.

Baca Juga: Peta Sebaran Covid 19 di Provinsi Banten, Seluruh Wilayah Zona Oranye

Masih berkaca dengan kejadian di Inggri, Tjandra mengingatkan akan terjadinya penurunan efektifitas  vaksin yang telah ada.

“Laporan Inggris 11 Juni 2021 ini juga menunjukkan bahwa varian Delta berpengaruh menurunkan efektifitas vaksin dibandingkan varian Alfa. Pada mereka yang baru dapat vaksin satu kali maka terjadi penurunan efektifitas perlindungan terhadap gejala sebesar 15% sampai 20%,”

Penurunan  tersebut tentu akan sedikit berpengaruh terhadap program vaksinasi yang sedang berjalan di tanah air.

“Kita perlu pula mengamati kemungkinan dampak seperti ini, apalagi program vaksinasi memang sedang terus digalakkan. Hanya saja tentu kita tidak akan membandingkan varian Delta dengan varian Alfa seperti yang Inggris lakukan, karena varian Alfa bukanlah varian yang dominan di negara kita sebelum ini,” katanya.

 Baca Juga: Peta Sebaran Covid 19 di Provinsi Banten, Seluruh Wilayah Zona Oranye

Selanjutnya Ia mengemukakan fakta menarik yang perlu disimak dari kejadian merebaknya Varian Delta tersebut di Inggris.

“Yang juga menarik adalah di Inggris mereka menggunakan “novel genotyping test” untuk mendeteksi adanya varian Delta.” ujarnya.

Terakhir, Tjandra pun menjelaskan keunggulan dalam segi kecepatan Tes tersebut.

“Tes ini dapat memberi hasil dalam 48 jam saja, dan hasilnya kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan “whole genome sequencing” dan ternyata hasilnya memang positif, oleh PHE disebut sebagai “extremely accurate,” pungkasnya.***

 

Editor: Rahman Sugidiyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x