Kasus Covid-19 di Kudus Melonjak, Netty Aher Ingatkan Pemerintah Soal Pandemic Fatigue

- 3 Juni 2021, 17:39 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher. /Foto: dpr.go.id/

Pedoman Tangerang - Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami lonjakan serius. Tercatat sebanyak 196 tenaga kesehatan terpapar dan satu meninggal dunia. Petugas pemakaman juga kewalahan akibat kurangnya SDM untuk membantu pemakaman jenazah.

Anggota Komisi Kesehatan (Komisi IX) DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah bergerak cepat mengatasi lonjakan kasus ini di Kudus. "Seluruh Fasilitas Kesehatan yang ada di Kudus harus disiapkan menampung pasien. Antisipasi kekurangan tempat tidur di rumah sakit dengan menyiapkan rumah sakit darurat dan meminta dukungan dari rumah sakit di seputar Kabupaten Kudus," kata Netty dalam keterangannya, Kamis, 3 Juni 2021.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan kurangnya SDM pemakaman jenazah korban Covid-19 harus segera ditangani pemerintah. Dari informasi BPBD Kudus, Netty mendapati info bahwa jumlah pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan dalam satu hari bisa mencapai puluhan. Jika kekurangan petugas tentu akan menyebabkan waiting list pemakaman.

Baca Juga: DPR Ingatkan Desain RAPBN Tahun 2022 sebagai Kunci Keberlanjutan Pemulihan

"Jika dibiarkan berlarut-larut, tentu akan terjadi penumpukan jenazah yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, berita dan foto antrean jenazah di pemakaman tentu dapat menjadi psy-war tersendiri bagi masyarakat. Pemerintah harus cepat mengatasi hal ini dengan segera menambah SDM," kata Netty.

Lebih jauh legislator dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII ini meminta pemerintah agar memperhatikan penegakan PPKM Mikro secara khusus di Kudus. Menurut dia, aparat harus dikerahkan untuk memantau penerapan prokes dalam rangka PPKM Mikro.

Aparat diharapkan mengimbau masyarakat agar taat dan disiplin dengan aturan 3M, terutama di tempat-tempat publik. Jika aparat lalai, ujar Netty, berarti aparat membiarkan diri sendiri dan orang lain terpapar virus.

Baca Juga: Miris, Lebih 75 Tahun Merdeka Masih ada Seratusan Kabupaten Tertinggal

"Jangan sampai kita mengalami seperti Malaysia di mana saat ini sudah diberlakukan lockdown kembali. Melonjaknya kasus di sana salah satunya karena dipicu pandemic fatigue yang membuat masyarakat Malaysia longgar dan abai prokes. Kita tidak ingin seperti itu, karena tidak ada jaminan lonjakan kasus di Kudus ini tidak merembet kemana-mana. Saya berharap siapapun dari kita tetap waspada bahwa Covid-19 masih terus mengintai," tandasnya.***

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x