Pedoman Tangerang – Berita kebocoran 279 juta data pribadi yang terkoneksi dalam BPJS Kesehatan membuat masyarakat resah dan khawatir.
Pasalnya, mencuatnya kasus ini akan menurunkan kepercayaan dan minat masyarakat pada badan kesehatan tersebut dan akhirnya membuat masyarakat makin skeptis terhadap BPJS.
Menanggapi hal ini akhirnya BPJS kesehatan angkat suara dan menjelaskan bahwa peretasan sistem informasi kemungkinan memang bisa terjadi.
Baca Juga: Perihal Jutaan Data Pribadi Bocor, Dirut BPJS Kesehatan: Kemungkinan Memang Bisa Terjadi
Meskipun Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti telah memberi penjelasan bahwa sistem keamanan data BPJS sudah memenuhi standar ISO 27001 dan sesuai ketentuan Control Objectives for Indformation (COBIT) dan bBPJS juga telah mengoperasikan Security Operation Center (SOC ) dalam 24 jam.
Namun Ali Ghufron tidak menanpik bahwa kemungkinan peretasan bisa saja terjadi walaupun pengamanan sistem sudah berlapis-lapis sebagaimana yang terjadi pada beberapa lembaga yang juga pernah mengalami kebocoran data.
Baca Juga: Data BPJS Kesehatan Diduga Bocor, PKS: Alarm Bagi Indonesia
"Walaupun BPJS Kesehatan sudah melakukan sistem pengamanan sesuai standar yang berlaku. Tapi masih dimungkinkan terjadinya peretasan, mengingat sangat dinamisnya dunia peretasan," tutur Ali Ghufron dalam siaran persnya secara virtual yang dikutip Pedoman Tangerang dari PMJ News pada Selasa, 25 Mei 2021.
Namun Ghufron belum bisa menegaskan secara pastti apakah data pribadi yang bocor di internet merupakan data BPJS Kesehatan namun pihaknya akan segera menindak lanjuti laporan masyarakat dan akan segera melakukan investigasi terakait kebocoran data tersebut.