Elon Musk Mengenai Twitter: Landasan Demokrasi dan Alun Alun Kota Digital

- 27 April 2022, 12:00 WIB
Elon Musk Mengenai Twitter: Landasan Demokrasi dan Alun Alun Kota Digital
Elon Musk Mengenai Twitter: Landasan Demokrasi dan Alun Alun Kota Digital /Reuters/

Pedoman Tangerang - Elon Musk yang kini menjadi pemegang saham terbesar Twitter mengusulkan perubahan sistem berlangganan layanan premium perusahaan berlogo burung biru yaitu Twitter Blue.

Pria yang dikenal mendirikan SpaceX dan memimpin Tesla itu menyarankan perubahan harga berlangganan, melarang adanya iklan, serta mengharapkan opsi pembayaran menggunakan aset kripto dogecoin.

Twitter Blue diluncurkan pada Juni 2021 dan merupakan layanan berlangganan pertama dari Twitter yang menawarkan akses eksklusif.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2022 Tol Trans Jawa: Jadwal One Way, Tarif, dan Nomor Penting

Layanan ini baru tersedia di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Pemilik 9,2 persen saham di Twitter itu menyarankan agar biaya berlangganan untuk Twitter Blue dipatok dengan harga lebih rendah dari 2,99 dolar AS atau setara Rp43000.

Elon Musk juga mengusulkan Twitter untuk tempat orang bebas berbicara dan itu adalah landasan demokrasi yang berfungsi. 

"Twitter adalah 'alun-alun kota' digital, tempat hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," kata Musk.

Pendekatan yang lebih lepas tangan terhadap moderasi konten yang dibayangkan Musk membuat banyak pengguna khawatir bahwa platform tersebut akan menjadi lebih banyak surga bagi disinformasi, ujaran kebencian, dan intimidasi yang dalam beberapa tahun terakhir tengah diusahakan untuk diperangi.

Musk telah menggambarkan dirinya sebagai seorang "absolut kebebasan berbicara" tetapi juga dikenal karena memblokir atau meremehkan pengguna Twitter lain yang mempertanyakan atau tidak setuju dengannya.

Dalam beberapa pekan terakhir, dia telah mengusulkan pelonggaran pembatasan konten Twitter. 

Seperti aturan yang menangguhkan akun mantan Presiden Donald Trump, sambil membersihkan platform akun "spambot" palsu, dan mengalihkan iklan sebagai model pendapatan utamanya.

Musk yakin dia dapat meningkatkan pendapatan melalui langganan yang memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan yang membayar, bahkan adanya kemungkinan versi Twitter yang bebas iklan.

Setelah kesepakatan diumumkan, Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna AS (NAACP) merilis pernyataan yang mendesak Musk untuk tidak mengizinkan Trump, presiden ke-45, kembali ke platform.

"Jangan biarkan ia (Trump) kembali ke platform. 

Jangan biarkan Twitter menjadi cawan petri untuk ujaran kebencian atau kebohongan yang merusak demokrasi kita," kata organisasi hak-hak sipil tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baik sebagai kandidat maupun presiden, Trump menjadikan Twitter sebagai megafon yang kuat untuk berbicara langsung kepada publik, sering kali menggunakan bahasa yang menghasut dan memecah belah pada isu-isu hangat. Dia secara permanen dilarang dari layanan setelah penyerbuan 6 Januari di Capitol.

Di samping itu, Elon juga menyarankan agar pengguna layanan berlangganan bisa memiliki tanda otentikasi khusus sehingga membedakan pengguna premium dan pengguna tak berbayar.

Ia juga menyampaikan agar iklan bisa dihapuskan dari akun pengguna berlangganan sehingga pengalaman eksklusif bisa dirasakan lebih oleh pemilik akun.***

Editor: Araf Mukhtar

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah