Negeri Filosof yang Menyedihkan, Ribuan Warganya Kampanye Anti Vaksin

- 15 Juli 2021, 16:00 WIB
Ribuan demonstran berunjuk rasa anti-vaksin di Athena, Rabu, 14 Juli 2011. Sebuah anomali di negeri yang dulu dikenal sebagai gudangnya para filosof.
Ribuan demonstran berunjuk rasa anti-vaksin di Athena, Rabu, 14 Juli 2011. Sebuah anomali di negeri yang dulu dikenal sebagai gudangnya para filosof. /Foto: Reuters.

Pedoman Tangerang - Yunani, negeri filosof yang punya peradaban besar rupanya tak menjamin kemampuan warganya menghadapi pandemi secara rasional.

Kemarin, 14 Juli 2021, lebih dari 5.000 warga Yunani di Athena berunjuk rasa untuk mengampanyekan anti vaksin, di halaman gedung parlemen.

Kecamuk wabah corona yang datang bak air bah mereka lawan dengan mosi tidak percaya terhadap pemerintah seraya mengibarkan bendera Yunani dan salib kayu. Mereka menentang program vaksinasi virus corona.

Pekikan warga selama berkampanye terdengar absurd. "Ambil vaksinmu dan pergi dari sini!," seru mereka seperti dilansir CNA, Kamis, 15 Juli 2021.

Baca Juga: Heboh Jackie Chan Ingin Bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok, Alasannya Bikin Terenyuh

Mereka meminta Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Protes ini dilancarkan oleh pihak oposisi pemerintah terkait penanggulangan wabah.

Jajak pendapat yang dilakukan Pulse untuk Skai TV memperlihatkan sebagian besar orang Yunani menyatakan mayoritas warga Yunani mendukung vaksinasi wajib untuk beberapa segmen populasi. Sekitar 41 persen orang Yunani sudah divaksin lengkap.

Tiga hari yang lalu, pemerintah Yunani menginstruksikan vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan dan staf panti jompo menyusul lonjakan tinggi dalam virus corona di tengah musim pariwisata di negara itu.

"Setiap orang memiliki hak untuk memilih. Kami memilih bahwa pemerintah tidak memilih untuk kami," kata seorang ahli jantung, Faidon Vovolis.

Baca Juga: Jacob Zuma Mantan Presiden Afrika Selatan yang Dibui, Pernah Beri Gelar Pahlawan Pada Ulama Indonesia

Vovolis mempertanyakan penelitian ilmiah seputar masker wajah dan vaksin dan mengepalai gerakan "Bebaskan Lagi" melalui protes massal.

Menurut dia, gerakan kelompok itu sebagai tanggapan terhadap "langkah-langkah keras" dalam mengatasi virus.

Protes menjadi hal lumrah di Yunani. Dalam beberapa bulan terakhir, ada protes mengenai undang-undang perburuhan baru hingga kampanye militer Israel terbaru di Gaza.

Lebih dari 444.700 orang di Yunani telah terinfeksi sejak pandemi dimulai dan 12.782 telah meninggal. Kemarin, pihak berwenang mencatat hampir 3.000 infeksi baru di Yunani.***

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x