Konflik Terus Berlanjut, Rezim Junta Militer terus Gunakan Kekerasan pada Rakyat Myanmar

- 12 Juni 2021, 02:08 WIB
Militer Myanmar telah meningkatkan kekerasan dan memblokir bantuan di daerah-daerah etnis minoritas, yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin dalam.
Militer Myanmar telah meningkatkan kekerasan dan memblokir bantuan di daerah-daerah etnis minoritas, yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin dalam. /UPI / Xiao Long

Pedoman Tangerang - Entah apa yang ada dipikiran Jenderal Ming Aung Hlaing selaku pemimpin kudeta militer 1 Februari 2021 yang telah mengorbankan ratusan ribu nyawa manusia demi mempertahankan kekuasaannya.

Rezim junta militer di Myanmar telah menyulap negara tersebut menjadi negara yang porak-poranda, kacau, mencekam, dan harga kebutuhan pokok yang terus naik membuat rakyat Myanmar dihantui oleh kemiskinan masal.

Desakan badan internasional yang meminta rezim junta militer menghentikan segala agresinya pada rakyat pun tak dihiraukan oleh Hlaing.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Hujan Besar Membuat Jalan di Ciputat Longsor

Michelle Bachelet selaku Komisioner Tinggi jam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengutuk tindakan kekerasan aparat di Myanmar dan menyebut tentara sudah berbuat keterlaluan pada rakyat.

Michelle mendesak agar segala upaya diplomatik dan sanksi pada rezim junta di Myanmar dilakukan lebih luas untuk menekan para jenderal yang berkuasa.

Dirinya juga sangsi bahwa junta akan mentaati lima poin konsensus yang disepakati oleh ASEAN pada April lalu untuk menghentikan kekerasan di Myanmar dengan dialog.

Baca Juga: Facebook Luncurkan Buku 'Anti Ribet' Panduan Berselancar Aman di Media Sosial

Dikutip Pedoman Tangerang dari Antara, saat ini pemerintah junta militer Myanmar mulai menggunakan tameng manusia di Negara Bagian Kayah. 

Tentara Myanmar menembaki rumah dan gereja sehingg 108.000 orang terpaksa mengungsi dari Kayah. 

Sedangkan mereka yang tetap berada di rumah akan menghadapi cobaan berupa sedikit makanan, air bersih, dan isolasi yang ketat dari rezim militer.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Euro 2020 Live TV RCTI Mola TV, Beserta Tanggal dan Jam Mainnya

Upaya mediasi sudah dilakukan oleh beberapa negara, seperti Amerika, Jepang, China, Singapura dan lainnya.

 Michelle menuntut agar seluruh negara bersatu untuk menekan rezim Myanmar.

"Masyarakat internasional perlu bersatu dalam tuntutannya agar Tatmadaw menghentikan penggunaan artileri berat yang keterlaluan terhadap warga sipil dan objek sipil," kata Bachelet.

Baca Juga: Tanda Laki-laki Tak Benar-benar Mencintaimu, Dia Hanya Mempermainkan Hubungan

"Kepemimpinan militer bertanggung jawab penuh atas krisis ini, dan harus dimintai pertanggungjawaban," sambungnya.

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), sudah sebanyak 5.965 orang ditangkap sejak kudeta. Di antara mereka, sejumlah 4.804 berada di penjara, pusat interogasi, dan di bawah tahanan rumah.

Sedikitnya 860 orang tewas, 22 di antaranya akibat penyiksaan selama penahanan, menurut laporan AAPP.***

 

Editor: R. Adi Surya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x