Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah SD Meninggal Dunia karena Depresi!

24 Juli 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Korban Perundungan /pixabay/wokamdapix)/

Pedoman Tangerang – Viral seorang bocah SD asal Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia karena depresi usai dipaksa oleh temannya untuk menyetubuhi kucing.

Perbuatan tidak manusiawi tersebut menimpa bocah SD berinisial FH (11) yang merupakan murid sekolah dasar kelas VI.

Bahkan diakui oleh Ibu korban, TI (39) bahwa anaknya memang sering dirundung oleh teman-temannya.

Baca Juga: Bebas dari Perundungan, Saipul Jamil Akhirnya Boleh Tampil di TV

Baca Juga: Waduh! Pelaku Perundungan Malah Melaporkan Balik Korban Kekerasan Seksual di KPI

Korban diketahui telah dipaksa oleh teman-teman sebayanya untuk mencabuli seekor kucing. Tidak sampai disitu, teman-temannya juga merekam korban saat menyetubuhi kucing, kemudian mereka unggah video tersebut di sosial media yang akhirnya menjadi viral.

Akibat hal tersebut korban mengalami depresi dan tidak mau keluar rumah, bahkan FH juga enggan makan dan minum hingga kesehatannya terganggu.

Ari Widodo menjelaskan, FH sempat masuk dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singaparna Medika Citrautama (SMC), Sabtu 16 Juli 2022, pukul 19.00. FH sudah dalam kondisi penurunan kesadaran.


Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC dr Adi Widodo, menjelaskan bahwa sejak FH datang untuk mendapatkan perawatan, kondisi sang anak sudah memprihatinkan.


"Dari keterangan orangtuanya saat membawa pasien, anaknya itu satu hari sebelum dibawa ke sini sudah tidak sadarkan diri," kata dr Adi Widodo, di ruangannya, Kamis 21 Juli 2022.


Kata dr. Adi, FH juga diketahui sudah sakit selama satu minggu di rumahnya. Sesampainya di RSUD SMC, kondisi korban sudah demam dan lemah. Kondisi kian diperparah dengan tidak bisanya makanan dan minuman masuk ke dalam tubuh FH.

Dr. Adi menjelaskan hasil diagnosa medis bahwa FH mengalami komplikasi tifoid yang menyerang ke otak.

Namun, dr. Adi belum bisa menindaklanjuti terkait dugaan depresi yang berakibat pada gangguan kejiwaan dari insiden perundungan. Pasalnya, FH belum bisa ditanya oleh spesialis kejiwaan saat masih hidup.

Menurutnya, penyakit bisa saja disebabkan gangguan kejiwaan ataupun faktor internal dan eksternal, karena typoid bisa menyebabkan gangguan kesadaran.


Kemudian, tatkala gangguan mental seseorang menyerang begitu dahsyat, tidak mustahil akan berujung pada kondisi kesehatan yang memburuk.

Apabila terjadi gangguan kejiwaan otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh seseorang. Ditambah tidak masuknya makanan maka akan bertambah penyakit yang masuk," ujarnya.

KPAID Kabupaten Tasikmalaya mewakili orangtua korban melaporkan kasus perundungan yang mengakibatkan korban meninggal dunia ke Polres Tasikmalaya, Kamis 21 Juli 2022.

Kini, setidaknya sudah ada 4 terduga pelaku yang melakukan perundungan terhadap FH.***

Editor: Muhammad Alfin

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler