Inilah Wisata Tambang Batubara Ombilin, Mirip Tambang di Belgia

- 15 Oktober 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi tambang batubara
Ilustrasi tambang batubara /Foto : pexels/tomfisk/

Pedoman Tangerang - Candi Borobudur dan Prambanan mungkin dua situs warisan dunia UNESCO yang paling terkenal di Indonesia bagi kalangan turis. Belum banyak tahu, Indonesia masih punya Tambang Batubara Ombilin di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat atau sekitar 70 km dari timur laut Kota Padang, ibu kota provinsi.

Situs ini resmi ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO sejak 2019. Tetapi hingga kini, belum banyak turis lokal maupun mancanegara yang menyambangi lokasi yang telah dibuka sebagai lokasi pariwisata ini. Padahal, situs ini memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri.

Keunikan Tambang Batubara Ombilin

Tambang Batubara Ombilin terkenal sebagai situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara. Secara geografis, situs ini terletak di lembah yang sempit di sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Kota Sawahlunto sendiri dikelilingi oleh beberapa bukit, yakni Bukit Polan, Bukit Pari, dan Bukit Mato.

Pertambangan batubara di Ombilin tersebut mulai beroperasi lebih dari satu abad. Dulu tambang ini dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda hingga akhirnya berpindah tangan ke PT Bukit Asam Tbk. UPO di Sawahlunto ini merupakan satu-satunya tambang batubara bawah tanah di Indonesia

Di Komplek Tambang Batu Bara Ombilin, masih terdapat beberapa peninggalan asli seperti terowongan Mbah Soero, perumahan pekerja dan pekerja tambang (Tangsi Baru dan Tanah Lapang), pemfilteran batu bara, pabrik kereta api, kantor pemerintah, pemukiman, dan pemkot.

Pada masanya, Belanda membangun beberapa jaringan transportasi seperti membuat jaringan kereta api guna mengangkut batu bara dari Sawahlunto ke pantai barat Sumatera.

Hindia Belanda juga membangun Pelabuhan Emmahaven yang sekarang dikenal sebagai Teluk Bayur, dan menjadi pelabuhan pengiriman untuk ekspor batu bara, menggunakan kapal uap SS Sawahlunto dan SS Ombilin-Nederland.

Sementara selama kurun waktu 1887-1892, mereka mulai membangun kereta api dari Pulau Air Padang ke Muaro Kalaban dan dari stasiun ini menuju ke wilayah Sawahlunto.

Lebih dari itu, situs ini juga disebut-sebut mirip dengan Major Mining Sites of Wallonia di Belgia. Situs ini dinilai memiliki kesamaan dalam infrastruktur pertambangan dan perekrutan tenaga kerja.

Sebagai situs tambang batu bara, Sawahlunto memiliki infrastruktur yang lengkap dan utuh dalam perencanaan dan struktur perkotaan, pengaruh gaya arsitektur, bentuk lahan, dan budaya.

Berdasarkan International Collieries Studies (ICOMOS), Sawahlunto memenuhi kategori kompleks tambang batu bara besar seperti Chatterley-Whitfield Colliery, Inggris dan Zollern 2-4 Colliery, Jerman.

Halaman:

Editor: Ahmad Rafid Fadli Mukhtar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah