Garuda Indonesia Bangkrut, Masyarakat Menyayangkan Kondisi Tersebut

- 11 November 2021, 16:30 WIB
Potret pesawat Garuda Indonesia.
Potret pesawat Garuda Indonesia. /Antara/

Pedoman Tangerang - Akhir-akhir ini, nama Garuda Indonesia tengah naik daun. Namun bukan karena kabar baik, sebaliknya justru karena kabar buruk.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, secara teknis PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk saat ini sudah dalam kondisi bangkrut, namun belum secara legal.

Oleh karenanya, jalan keluar untuk mengatasi permasalahan ini hingga kini masih terus diupayakan.

Pria yang akrab disapa Tiko tersebut menjelaskan, kondisi keuangan Garuda Indonesia saat ini memiliki ekuitas negatif sebesar 2,8 milliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun per September 2021.

Berarti perusahaan memiliki utang yang lebih besar ketimbang asetnya. Saat ini liabilitas atau kewajiban Garuda Indonesia mencapai 9,8 miliar dollar AS, sedangkan asetnya hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS.

Tiko menambahkan bahwa liabilitas yang dialami Garuda ini telah menyalip angka liabilitas milik Jiwasraya.

Ia juga menjelaskan bahwa liabilitas Garuda Indonesia mayoritas berasal dari hutang kepada lessor yang nilainya mencapai 6,35 miliar dollar AS. Sisanya adalah hutang ke bank sekitar 967 juta dollar AS, dan hutang dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA sebesar 630 juta dollar AS.

Kondisi keuangan itulah yang membuat maskapai milik negara ini secara teknis sudah dianggap bangkrut. Lantaran semua kewajiban perusahaan sudah tidak dibayar, bahkan untuk yang jangka panjang sekalipun.

"Semua kewajiban Garuda itu sudah tidak dibayar, gaji pun sebagian sudah di tahan. Jadi kita mesti memahami besama bahwa secana teknis kondisi Garuda ini sudah mengalami bangkrut, karena seluruh kewajiban jangan panjangnya pun tidak ada yang dibayarkan, termasuk global sukuk dan ke Himbara," papar Tiko.

Meski kondisi Garuda Indonesia tengah terpuruk, Tiko menekankan, Kementerian BUMN tengah berupaya untuk menyelesaikan masalah itu dengan melakukan restrukturisasi secara masif dan transformasi bisnis Garuda Indonesia.

Halaman:

Editor: Ahmad Rafid Fadli Mukhtar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah