Pedoman Tangerang - Lomba menulis artikel bertemakan 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menuai kritik dari berbagai pihak. BPIP pun meminta maaf atas pemilihan tema tersebut.
Permintaan maaf tersebut disampaikan langsung oleh Plt Sekretaris Utama BPIP, Karjono dalam keterangannya, Senin.
Menyikapi hal tersebut anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus menyayangkan kenapa BPIP selalu membuat kegaduhan. Setelah ada perdebatan dan kontroversil baru minta maaf.
Sebelumnya, kritikan datang dari parlemen, ormas Islam dan pengamat lainnya terhadap tema lomba menulis dinilai membenturkan Islam dengan Pancasila dan ini viral diberbagai media medsos.
Menurutnya, jejak digital mencatat bahwa BPIP telah beberapa kali membuat kegaduhan sebelum polemik lomba hormat bendera dan lagu Indonesia raya menurut hukum islam.
Bahkan saking cemasnya akan terjadi pembelahan di masyarakat MUI sempat mengusulkan agar lembaga BPIP di bubarkan saja, ujar Guspardi dalam keterangannya Selasa.
Saya jadi teringat penyataan kontroversi kepala BPIP terkait agama menjadi musuh terbesar Pancasila telah menciptakan polemik dan mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan.
Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi II pada pertengahan Februari 2021 kami sudah mengingatkan Pak Prof Yudian sebagai kepala BPIP jangan lagi membuat pernyataan yang dapat memantik perpecahan dan kesatuan antar etnis dan antar umat beragama. Ketika itu beliau menyatakan akan berhati-hati dalam mengeluarkan statemen, ungkap Politisi PAN ini.
Legislator asal Sumatera Barat merasa heran dan menyayangkan kenapa BPIP tidak belajar dari beberapa kejadian sebelumnya yang memantik polemik dan kontroversi.
Namun begitu ia tetap menghargai niat baik BPIP yang telah memahami kekeliruannya dengan menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat dan secara resmi mengganti tema lomba penulisan artikel dalam rangka memperingati hari santri Nasional 2021.