Teks Khutbah Jum’at: Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Isra Dan Mi’raj

- 1 Februari 2024, 17:30 WIB
Teks Khutbah Jum’at: Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Isra Dan Mi’raj
Teks Khutbah Jum’at: Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Isra Dan Mi’raj /freepik.com

Bahkan, dalam satu riwayat mengisahkan, setelah Nabi Muhammad melakukan isra’ mi’raj, tempat tidurnya masih hangat dan tempayan bekas Nabi melakukan wudhu tadi belum sampai kering. Ini adalah keajaiban yang luar biasa.

Selaras dengan Ibnu Katsir Imam Syaukani dalam Fathul Qodir menyebutkan bahwa kata subhana adalah bentuk penyucian Allah yang tanpa cacat dan kekurangan sedikitpun tidak ada kata yang musthail bagi Allah. Ats-Tsa’labi menyatakan bahwa kalimat subhana berarti kalimat ta’ajjub.

Mayoritas ulama sepakat, Nabi di-isra’-kan meliputi ruh dan jasad sekaligus. Hal ini berdasarkan apabila yang di-isra’-kan hanya ruh saja, berarti Nabi Muhammad sama dengan mimpi. Jika isra’ hanya sebuah mimpi saja, maka hal tersebut tidak merupakan kejadian luar biasa yang sampai Allah memakai istilah subhana pada ayat di atas. Yang membuat fenomenal pada kegiatan isra’ mi’raj Nabi adalah keajaiban perjalanan dengan ruang yang besar, namun waktunya sedemikian singkat.

Peristiwa perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam Shahih Bukhari, inti sarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula.

Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra Mi’raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, “Siapa ini?” Jibril menjawab: “Jibril.” “Siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab, “Muhammad”. “Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi.”

Di langit pertama, Nabi bertemu dengan Nabi Adam ‘alaihissalam. Di langit kedua, Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam, Di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris.

Di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun ‘alaihissalam. Di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Bulan Rajab, Momentum Memperbaiki Sholat

Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Kemudian, Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu Baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka’bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu,

Jibril mengatakan: “Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya.”

Halaman:

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x